Koster Apresiasi Penerapan QRIS di RS
Gubernur Koster saat acara Penerapan Tatanan Kehidupan Bali Era Baru Melalui Transaksi QRIS di Rumah Sakit Pemprov Bali, di RS Bali Mandara (RSBM), Sanur, Denpasar, Jumat (24/7). (Ist)
DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik penggunaan transaksi QRIS (QR Code Indonesia Indonesian Standard) di rumah sakit pemerintah di Bali. Sebab, hal ini bagian dari bertransaksi secara digital yang selaras dengan tatanan kehidupan era baru, sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era baru.
Demikian terungkap saat Gubernur Koster menyampaikan sambutan dalam saat acara Penerapan Tatanan Kehidupan Bali Era Baru Melalui Transaksi QRIS di Rumah Sakit Pemprov Bali, di RS Bali Mandara (RSBM), Sanur, Denpasar, Jumat (24/7).
“Saya berharap program QRIS ini cepat berjalan di Bali, menembus instansi-instansi yang memang membutuhkan transaksi cepat. Bukan saja cepat, namun juga haru aman dan modern. Satu tata kehidupan yang baru kita jalankan sekarang sebagai gaya hidup disiplin kita di Bali,” ujarnya.
Pandemi Covid-19 dikatakan menuntut semua pihak untuk belajar tentang berbagai hal baru, termasuk beradaptasi terhadap kebiasaan baru dalam bertransaksi. “Itu memang betul-betul memberikan kita pengetahuan dalam menjalankan kehidupan dengan satu tatanan yang baru, satu gaya baru, satu model baru,” tukasnya.
Dia pun menyatakan mendukung penerapan QRIS yang dilakukan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali, yang berperan sebagai motor penggerak dan pembangunan perekonomian Bali.
Koster menambahkan, Pemprov Bali telah mengeluarkan kebijakan melalui Surat Edaran (SE) Gubernur Nomor 3355 tahun 2020, tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru, yang telah dilaksanakan pada 9 Juli 2020. Ketika itu juga secara resmi membuka sejumlah objek wisata untuk masyarakat lokal Bali. Tahap kedua akan dilaksanakan pada 31 Juli, dengan aktivitas diperluas terhadap sektor pariwisata untuk wisatawan nusantara. Apabila semua berjalan lancar, maka tahap ketiga pada 11 September 2020, dengan dibukanya pariwisata Bali untuk turis mancanegara.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya, menyebut RSBM telah menjalankan pembayaran secara tunai dan nontunai, diintegrasikan dengan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM RS). Menurutnya, empat rumah sakit Pemprov Bali telah melaksanakan SIM RS, dengan seluruh layanan terintegrasi antara satu dan yang lainnya, mulai dari pendaftaran di poliklinik, radiologi, laboratorium, kamar operasi, dan seterusnya.
“Tentu dengan QRIS akan semakin memudahkan pembayaran di rumah sakit. Dengan pembayaran nontunai ini, akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi rumah sakit, karena akan mengurangi less contact antara petugas dan pengguna,” ujarnya.
Sementara Direktur Utama, I Nyoman Sudharma, mengatakan, sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 3355 tahun 2020, terdapat 14 sektor kegiatan dalam rangka penerapan tatanan kehidupan era baru. Seluruh rumah sakit di bawah Pemprov Bali telah terintegrasi dalam sistem pembayaran nontunai.
“Dengan penggunaan QRIS sebagai transasksi digital, akan lebih akuntabel, dan pengelolaan keuangan pemerintahan jadi semakin lebih baik,” katanya.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, mengatakan bahwa penerapan QRIS di rumah sakit pemerintah di Bali merupakan yang pertama di Indonesia. Dikatakan Trisno, QRIS jadi alat transaksi digital yang cepat, mudah, murah, dan handal.
“Transaksi dengan QRIS akan menguntungkan semua usaha, baik lembaga-lembaga, usaha milik daerah, maupun juga UMKM. Sistemnya transparan dan langsung masuk. QRIS BPD Bali itu uangnya langsung masuk, kalau bank lain masih harus menunggu beberapa hari baru masuk uangnya,” ungkapnya.
Tatanan kehidupan Bali era baru melalui transaksi QRIS diterapkan di empat rumah sakit, yakni RSBM, RS Mata Bali Mandara, RS Jiwa Provindi Bali, dan RE Puri Raharja. Selain itu, juga diserahkan secara simbolis alat pelindung diri (APD) kepada keempat rumah sakit tersebut. (ono)
Komentar