Dewa Made Indra: Kuatkan Disiplin Cegah Peningkatan Pasien Trasmisi Lokal
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Provinsi Bali, Dewa Made Indra. (ist)
DENPASAR - Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengajak semua elemen masyarakat Bali untuk bersatu padu saling menguatkan disiplin guna menyikapi kecendrungan semakin meningkatnya pasien akibat transmisi lokal di Pulau Dewata.
Hal itu ditegaskan Dewa Made Indra dalam jumpa pers saat menyampaikan perkembangan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) di Provinsi Bali. Selasa (5/5).
“Mengingat transmisi lokal COVID-19 memperlihatkan kecenderungan meningkat dalam beberapa hari terakhir ini, maka diminta kepada seluruh warga masyarakat untuk bersatu padu menguatkan disiplin guna mencegah penyebaran virus ini,” ucapnya.
Disebutkan, para tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh politik, bahkan semua elemen masyarakat Bali bisa melakukan upaya disiplin dengan baik dengan menerapkan protokol pencegahan COVID-19 seperti selalu menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menghindari keramaian, melaksanakan etika batuk/bersin, melakukan penyemprotan disinfektan pada tempat yang tepat, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh kita.
“Semakin kita disiplin dalam pelaksanaan pencegahan ini maka transmisi lokal penyebaran Covid-19 ini pasti bisa kita hentikan,” tambahnya.
Untuk memutus mata rantai penyebaran virus mematikan tersebut, Dewa juga meminta kepada semua elemen masyarakat untuk turut membantu dan bekerjasama dengan petugas survailans Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tracing contact untuk menemukan siapapun yg pernah kontak dekat dengan orang yang positif, sehingga kita bisa menangani lebih awal orang-orang yang berisiko terinfeksi Covid-19 guna mencegah penyebaran berikutnya kepada orang lain.
Jumlah angka positif di Bali, tegas Sekda Provinsi Bali ini sebagian besar masih didominasi oleh imported case dengan jumlah pasien akibat transmisi lokal sebanyak 101 Orang.
Hal itu berarti masih ada masyarakat yang tidak mengindahkan atau melakukan upaya-upaya pencegahan COVID-19, seperti pemakaian masker, mencuci tangan, physical distancing dan lainnya.
“Untuk itu, sekali lagi, dalam menekan kasus transmisi lokal maka masyarakat harus sadar dan disiplin dalam melakukan upaya pencegahan virus ini,” tegasnya.
Meski temuan pasien transmisi lokal mengalami peningkatan, namun jumlah pasien yang telah sembuh juga menunjukkan angka menggembirakan dengan jumlah 160 orang, atau bertambah 1 orang WNI, terdiri dari 1 orang Non PMI, sementara jumlah pasien yang meninggal masih tetap berjumlah 4 orang.
Dewa juga memaparkan bahwa jumlah kumulatif pasien positif 277 orang. Atau bertambah 6 orang WNI, terdiri dari 2 orang PMI dan 4 Orang Transmisi Lokal.
“Jumlah pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) 113 orang yang berada di 10 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, BPK Pering dan Wisma Bima,” jelasnya.
Dalam kesempatan sama, juga diungkapkan bahwa yang boleh melakukan perjalanan dikecualikan untuk angkutan logistik, kesehatan, diplomatik, tugas lembaga tinggi negara serta angkutan logistik penanganan Covid- 19. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi Bali melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali juga menghimbau masyarakat Bali untuk mentaati peraturan tersebut dengan penuh disiplin sebagai upaya pencegahan penyebarannya.
Berkaitan kebijakan ini pula melalui Gugus tugas dan berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota, TNI, POLRI dan pemerintah pusat di daerah bersama sama menegakkan peraturan Menteri Perhubungan tersebut dengan melakukan upaya penebalan penjagaan di pintu pintu masuk Pulau Bali yaitu di Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Benoa dan Pelabihan Padang Bai. Kalau masyarakat akan melintasi jalur jalur ini maka pada pintu masuk akan dijaga petugas.
Untuk itu sebaiknya tidak mudik tetap di tempat. Begitu pula krama Bali yang ada di luar daerah khususnya di daerah yang melakukan PSBB atau daerah zona merah dimohon agar tetap di tempat jangan dulu pulang ke Bali.
“Kepulangan krama Bali bisa berdampak negatif pada anda, keluarga dan masyarakat Bali, karena kita tidak tahu jika kita terinfeksi atau tidak sampai dilakukan tes. Untuk itu masyarakat Bali diminta tetap tinggal di tempat dulu kecuali ada hal yang sangat penting atau mendesak,” tutupnya. (Cia)
Komentar