Gaet Wistawan Eropa, Pemprov Bali Genjot Pembangunan Infrastruktur dan Kebersihan Lingkungan
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artana Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat bertemu dengan Konsul Kehormatan Swis untuk Bali Gerhard L Nutz di ruang kerjanya, Denpasar, Senin (1/10). (Ist)
DENPASAR -Saat ini diketahui jumlah kunjungan wisatwan Eropa ke Bali kian menurun. Untuk itu Pemerintah Provinsi Bali tengah berupaya genjot infrastruktur dan pengelolaan sampah demi kenyamanan masyarakat dan wisatawan.
Demikian disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artana Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat bertemu dengan Konsul Kehormatan Swis untuk Bali Gerhard L Nutz di ruang kerjanya, Denpasar, Senin (1/10).
Saat ini Wagub Cok Ace menyampaikan bahwa Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster telah menyiapkan master plan pembangunan Bali semesta berencana, yang isinya tidak hanya membangun bumi Bali namun juga manusia dan alamnya sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
“Hal itu tentu saja hasilnya tidak bisa kita lihat secara instans, namun bertahap kita akan menuju ke sana,” jelasnya.
Salah satu fokus visi tersebut adalah pembangunan di bidang pariwisata. “Selain upaya pelestarian adat dan budaya melalui penggunaan busana adat serta bahasa dan aksara Bali, pemerintah saat ini tengah gencar-gencarnya membangun infrastruktur dan kebersihan lingkungan melalui program Bali Resik serta pembatasan timbulan sampah plastik. Hal itu tentu saja bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan dan mempermudah mengakses tempat-tempat wisata,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Wagub Cok Ace juga mengapresiasi langkah negara maju yang sangat baik mengelola sampah. Dengan pajak yang dibayar oleh masyarakat, negara-negara maju tersebut telah berhasil mengolah dan memilah sampah. Akan tetapi, Wagub Cok Ace mengaku tidak ingin mengadopsi secara penuh sistem itu.
“Kami juga ingin mengembangkan sistem gotong royong dan menyama braya yang sudah menjadi warisan kita di Bali,” imbuhnya.
Karena menurutnya, jika semua terlayani dengan mengandalkan uang dari pariwisata, masyarakat dikhawatirkan menjadi manja, apalagi sebagian besar program pemerintah menggunakan sistem subsidi. “Jika pariwisata sekali jatuh, maka Bali tidak bisa bergerak lagi, dan makin gawat jika masyarakat sudah kadung manja,” Wagub Cok Ace menjelaskan.
Selain itu fokus Pemprov Bali saat ini di bidang pariwisata adalah menjelaskan isu-isu sensitif seperti RUU KUHP dan kerusuhan di Wamena, Papua. “pariwisata dangat sensitif terhadap isu negative, jadi itu tugas kita juga meyakinkan bahwa Bali masih sangat aman dikunjungi,” tandasnya.
Sebelumnya konsul Gerhard L Nutz menyatakan bahwa promosi pariwisata ke Bali sudah semakin jarang ditemui di negara-negara Eropa. Hal itu bisa dilihat dari menurunnya jumlah wisatwan Eropa ke Bali tahun ini terutama pada high season di bulan Juli-Agustus. “Untuk itu promosi harus digencarkan lagi,” pintanya.
Apalagi menurutnya, saat ini wisatawan Eropa tengah beralih ke negara Sri Lanka atau Vietnam. “Kedua negara tersebut semakin naik daun karena mempunyai jarak tempuh hanya delapan jam menggunakan pesawat. “Selain juga negara tersebut mempunyai bentang alam yang indah seperti Bali serta kebudayaan yang unik,” jelasnya.
Mengenai Bali ia mengaku masalah kemacetan dan sampah menjadi isu yang cukup besar di Eropa. Sehingga ia mendorong Pemprov Bali untuk segera membenahi kedua masalah tersebut. “Jika ingin studi banding mengenai pengolahan sampah bisa dilihat di kota Milano dan Florence, Italia. Beberapa tahun lalu kedua kota tersebut sangat kumuh namun sekarang sudah bersih dan jauh lebih tertata,” jelasnya.
Mengenai usulan kebersihan tersebut, Wagub Cok Ace mengapresiasinya sembari mengatakan jika Pemprov sedang menata sistem kebersihan di Bali.
“Hal itu bisa dilihat di beberapa titik terutama daerah wisata, jika Ubud puluhan tahun lalu kotor dan kumuh, seiring dengan edukasi, program pemerintah dan kesadaran warga, sekarang bisa dilihat Ubud sudah lebih bersih dan tertata,” tandasnya. (*/Cia)
Komentar