Gadis Bali Putu Diah Desvi Arina Dinobatkan Miss Internet Indonesia 2019
Putu Diah Desvi Arina saat dinobatkan sebagai Miss Internet 2019, (27/9) malam di acara Indonesia Internet Expo dan Summit 2019 di Jakarta Convention Center. (Ist)
JAKARTA - Gadis asal Bali yang merupakan Staf Bagian Humas Pemerintah Kota Denpasar mengalahkan dua finalis lainnya, Difa Putri Ariani asal Sumatra Utara dan Juwita Alfi Sahra, asal Jakarta pada tahap akhir pemilihan Miss Internet Indonesia di acara Indonesia Internet Expo dan Summit 2019 di Jakarta Convention Center Jumat (27/9/2019) malam.
Pagelaran yang di inisiasi oleh APJII tidak hanya mencari figur yang dianggap menarik, tapi juga harus memiliki kriteria smart, charm, and digital lovers untuk mengkampanyekan penggunaan internet sehat kepada netizens di Indonesia.
Karantina Miss Internet Indonesia dimulai tanggal 21-26 September 2019 dan Grand Final pada tanggal 27 September serangkaian dengan acara Indonesia Internet Expo dan Summit 2019 di Jakarta Convention Center. Acara Miss Internet Indonesia 2019 ini diselenggarakan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) bekerjasama dengan Sobat Cyber Indonesia dan didukung Kementerian Kominfo RI.
Saat ditemui disela-sela bekerja sebagai staf Humas Denpasar, Senin (30/9) Ni Luh Putu Diah mengatakan jika dirinya sama sekai tidak menyangka akan menjadi pemenang Miss Internet Indonesia 2019. Baginya, ini merupakan tugas yang besar, tapi ia berkeyakinan bisa berkontribusi nyata dalam mengemban tanggung jawabnya setelag mendapatkan gelar baru tersebut.
Diah Desvi mengaku sangat senang karena bertemu dengan kawan-kawan hebat dari beberapa wilayah di Indonesia. “Acara ini ternyata memberikan ruang untuk saling berdiskusi. Saya pribadi justru menganggap ini bukan sebuah kompetisi namun justru kesempatan untuk berkolaborasi dan memperluas jaringan,” ujar Diah.
Dijelaskan Diah bahwa selama menjabat sebagai Miss Internet Bali 2018, sudah melaksanakan berbagai program yang berkaitan dengan literasi digital. Kegiatan ini juga bersentuhan langsung dengan masyarakat, dan bekerjasama dengan pemerintah. “Saya merasa bahwa literasi digital harus dilakukan oleh banyak pihak, dengan metode yang berbeda namun dengan tujuan yang sama,” ujarnya.
Bersyukur bahwa dukungan hadir dari segala lini. Menyandang gelar Miss Internet Indonesia, Diah mengaku tidak hanya sebatas menghadiri undangan saja, namun program selanjutnya ingin memberikan gagasan untuk mendukung pembentukan SDM yang unggul dan menjadikan Indonesia semakin maju. Dalam programnya, APJII menargetkan membantu 2.000 desa untuk bisa terkoneksi internet. Untuk mendukung acara ini, Miss Internet Indonesia 2019 akan melakukan roadshow ke daerah-daerah yang baru terkoneksi internet.
“Saya akan konsisten melakukan aksi-aksi nyata dan bekerja sama dengan berbagai pihak di 34 Provinsi di Indonesia untuk melakukan literasi internet yang bersih, selektif, dan juga aman bagi para pengguna internet” katanya.
Sebelum didapuk sebagai Miss Internet 2019, Diah dikenal sosok remaja yang ramah pernah menjadi Miss Internet Bali 2018 dan aktif dalam kegiatan sosial Kakak Asuh Bali yang fokus melakukan literasi pada bidang pendidikan dan juga digitalisasi. Ia juga menulis buku bersama dengan entrepreneur lainnya asal bali yang berjudul "50 Pengusaha Kota Denpasar".
Menurut ketua APJII, Jamalul Izza Miss Internet Indonesia memiliki 3 nilai penting, yaitu Smart, Charm, and DigitalLovers. Pada dasarnya, hadirnya Miss internet Indonesia (MII) untuk membantu mengampanyekan atmosfer internet yang positif kepada masyarakat luas.
“Pagelaran yang di inisiasi oleh APJII tidak hanya mencari figur yang dianggap menarik, tapi juga harus memiliki kriteria smart, charm, and digital lovers untuk mengkampanyekan penggunaan internet sehat kepada netizens di Indonesia,” ungkapnya. (*/Cia)
Komentar