Sidak Jalan Bebandem, Ketua DPRD Sumardi Desak PUPR Segera Bangun Jembatan Permanen
Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi saat melakukan sidak jalan Bebandem, Rabu (10/4). Foto : Ist/Oke
KARANGASEM - Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi mendesak Dinas PUPR agar segera membangun jembatan permanen penguhubung Dusun Galih dan Dusun Untalan, Desa Jungutan, Bebendem, Karangasem. Pasalnya, akses jalan tersebut merupakan jalan utama dan hanya jalur satu-satunya yang dilalui warga.
Hal itu ditegaskan Sumardi saat melakukan sidak jalan Bebandem, Rabu (10/4) dan selama ini dikeluhkan warga. Tokoh Golkar Karangasem inipun meminta agar pihak terkait memperioritaskan pembangunan jembatan tersebut dan bisa dilalui tahun 2020 mendatang.
“Yang paling mengkhawatirkan adalah ketika Gunung Agung erupsi di tambah hujan lebat di lokasi, maka warga akan sangat sulit untuk mengungsi. Karena jalan yang dilalui diterjang banjir. Jalur alternative sama sekali tidak ada. Jadi, mau kemana mereka. Karena tidak ada jalan lain, mengingat Dusun Galih dikelilingi sungai dan dari segi wilayah daerah ini terisolir,”ujar Sumardi.
Bukan hanya itu, jika sewaktu-waktu Gunung Agung erupsi, warga hendak mengungsi, maka pihak aparat pemerintah yang akan mengalami kesulitan saat ingin melakukan evakuasi dan akhirnya peruses pemberian bantuan terganggu.
Menurutnya, dengan situasi seperti sekarang ini, tidak dimungkinkan untuk membuat jembatan sementara. Pasalnya, jarak untuk membat jembatan semantara cukup panjang. Ditambah dari segi kemanan juga tidak menjamin. Karena jika di buat jembatan sementara kualitasnya juga tak akan bertahan lama.
”Kita sangat sulit untuk mencari solusi. Dinas PUPR juga kesulitan solusinya bagaiman. Kecuali satu-satunya harus dibangun jembatan permanen. Jadi, karena ini manyangkut masalah keselamatan atau nyawa, kita dorong Dinas PUPR supaya bisa memprioritaskan pembangunan jembatan ini. Semoga tahun 2020 bisa dibangun,” katanya.
Dia menegaskan, jika untuk anggran yang diperlukan untuk pembanguanan jembatana ini cukup besar. Jika nantinya, anggran di daerah tidak mencukupi, pihaknya mungkin akan mencari bantuan dana ke pemerintah provinsi atau pusat untuk menunjang anggaran untuk pembanguan itu.
Kasi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan Dinas PUPR, I Ketut Suranata menjelaskan, jika melihat situasi ini, jalan satu-satunya memang arus dibangun jembatan permann. Dimana jembatan yang dibangun cukup panjang yakni mencapai 40 meter.
Dan saat ini akan direncanakan. Anggaran yang digelontorkan untuk pembanguan ini cukup besar yakni mencapai Rp 8 miliar.
“Untuk pembangunan jembatan ini kita juga melihat kemampuan daerah. Kita harapkan pembangunana jembatan ini bisa dilakukan di tahun 2020 mendatang.
Kadus Galih, I Wayan Lunga mengatakan, kalau jalan ini memang merupakan akses satu-satunya yang bisa dilintasi oleh warganya. Sebab, sama sekali tidak ada jalan alternative lainnya untuk dapat dilintasi. Karena Dusun Galih dikelilingi sungai. Yang paling mengkhawatirkan, jelas Lunga, jika Gunung Agung mengalami erupsi belum lama ini ketika melontarkan lava pijar. Waktu itu Gunung Agung eruspi, dan jalan dilanda banjir, sehingga warga tak bisa kemana-mana.
“Disini (Dusun Galih red) ada sekitar 400 warga. Bila hujan di hulu aliran sungai sangat besar. Warga sama sekali tidak bisa kemana-mana alias terisolir. Kalau siswa pas hujan saat pulang sekolah terpaksa harus menunggu berjam-jam harus sampai air kecil. Jadi, kami berharap pemerintah bisa segera membangun jembatan permanen, sehingga aktivitas masyarakat bisa berjalan dengan baik,”harapnya. (Oke/Cia)
Komentar