Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

23 Prelingga ‘Ide Betara’ Desa Pakraman Duda Melasti ke Segare Buitan

Suasana prosesi ngiring melasti warga Desa Pekraman Dude ke Segara Buitan Manggis, Karangasem. Foto : Ist/Oke

KARANGASEM – Ratusan warga Desa Pekraman Dude ngiring melasti ke Segara Buitan, Manggis, Karangasem.  Ada 23  Jempana yang merupakan prelingga ‘Ide Betara’ dari desa setempat dibawa secara bersama-sama.  Pemelastian ini digelar dalam kaitanya dengan Taur Tabuh Gentuh yang akan digelar 6 Maret mendatang di Pura Puseh lan Bale Agung Desa Pakraman Duda.

Prosesi Ide betara memargi dari Pura useh Duda sekitar pukul 09.00 wita kemarin. upacara ini di puput Ide Pedanda Gede Putu Ngenjung dari Geria Duda sebagai pendeta Siwa dan Ide Pedanda Gede Jelantik Duaja dari Geria Budekeling.

Sementara saat melasti kemarin juga langsung ngelungsur tirta pingit di Segara Manggis. untuk neglungsur tirta pingit rombongan pengayah menggunakan perahu menuju tengah laut atau laut lepas. Lengkap dengan sesaji dan lelarungan. Kemudian kendi yang dipergunakan untuk ngelungsur tirta di masukan ke laut dengan diikat menggunakan tali.

Kendi dimasukan ke laut dengan di kedalaman tertentu. Saat diangkat air suci berupa tirta pingit iu sudah masuk ke dalam kendi. Padahal kendi ditutup. Inilah keajaibanya,  meski kendi tertutup rapat namun tirta pingit tetap masuk ke dalam.

Tirta pingit inilah yang menjadi sarana untuk karya Taur Tabuh Gentuh. Tirta pingit ini nyakup di di gabung dengan tirta tirta lainya. Inilah yang nantinya akan di tunas oleh kerama sebagai ujud dari tirta emerta untuk kesejahtraan dan keselamatan.

Untuk diketahui Kegiatan ini diawali 10 September lalu dengan menggelar upacara Matur Piuning di pura Khayangan Tiga, Khayangan Desa dan Penyatur Desa di Desa Pakraman Duda. Sebelumnya juga telah dilakukan beberapa eedan karya seperti Ngelungsur Jejaton, Makarya Sunari, Nyengker Setra. Juga telah dilakukan Mineh, Mendek Isepan dan Mendak Ron Busung. Sementara itu 27 Februari telah dilakukan Nuwur Ide Betara Tirta yakni dari Pancaka Tirya dan Sad Khayangan. Ssementara sore hari sekitar pukul 16.00 wita usai melasti akan digelar upacara Nyakup di Catus Pata di Banjar Pesangkan, Duda Timur, Selat, Karangasem. Nyakup akan dilakukan bersama Ide Batara dari Penyatur Desa.

Tawur Tabuh Gentuh ini sendiri di gelar sekitar 10 tahun sekali dengan perhitungan tahun Saka dengan ekor nol. “Kalau waktunya bisa 10 tahun bisa juga sampai 15 tahun sekali,” ujar Manggala Karya IB Gede Suyasa. Minggu (3/3) kemarin.

Karya ini masuk dalam tingkat utama dengan dengan sarana Tawur menggunakan beberapa hewan langka. Diantaranya adalah Kidang (Kijang), Petu (Kera hitam), Lubak (Musang), Kambing, Kerbau dan Anjing Bang Bungkem (anjing dengan warna bulu khusus red) serta dengan menggunakan Angsa. Semua sarana upacara tersebut saat ini sudah ada dan kesemuanya merupakan aturan dari para kerama adat.

Sementara di batas Desa juga akan digelar Balik Sumpah Agung. Tawur Labuh Gentung ini memang wajib dilakukan sesuai dengan awig awig Desa Pakraman Duda. Untuk diketahui Desa Pakraman Duda terdiri dari 27 Banjar adat, 16 Banjar Dinas dan 3 Desa Dinas. Bahkan untuk Banjar adat ada yang sampai masuk ke wilayah kecamatan Manggis, Desa Ulakan yakni Banjar Jengkeb, Abian Canang Kaja, Abian Canang Kelod dan Banjar Limo.

Adapun makna dari Tawur Tabuh Gentuh adalah Ngaturang Suksma  atau terima kasih kepada Alam semesta atau Ibu Pertiwi, atas semua mahluk telah diberikan kehidupan dan kesejahtraan. Dimana manusia dalam mencari penghidupan atau Amerta kerap menyakiti alam. Upacara ini sebagai permohonan ampun sekaligus mulat sarisa untuk membersihkan alam semesta agar tetap seimbang. Intinya Karya Tawur Tabuh Gentung adalah untuk menyucikan bhuana Agung atau alam semesta.

Sementara itu pada Tawur Tabuh Gentuh kali ini Desa Pakraman Duda juga ingin menegaskan mengenai batas Desa adat. ini dilakukan agar di kemudian hari tidak ada komplik dengan desa pakraman tetangga. Dalam menentukan batas Desa ini juga sudah berkordinasi dengan Desa Desa perbatasan. Batas Desa ditentukan di empat penjuru dan juga Desa penyirang, yakni anak delapan tapal batas.

Tapal batas sendiri akan di buat dengan pelinggih. Menurut IB Gede Suyasa kenapa dengan pelinggih agar tapal batas tersebut tidak ada yang merusak. “Kalau dengan pelinggih maka tidak akan berani ada yang merusak, bahkan ada yang sembahyang atau maturan sehingga menjadi adem,” ujarnya. karena kalau menggunakan tanda lainya takut ada yang sengaja merusak sehingga tapal batas bergeser. Kalau ini terjadi akan menimbulkan komplik.

Upacara Tawur sendiri akan dilakukan di 21 tempat di wewidangan Desa Pakraman Duda dan penyatur Desa. Upacara pagi harinya akan dilekukan di 10  di Pura Khayangan Desa dan sore harinya di 11 tempat di Pura Pura yang ada di Desa Pakraman termasuk di Penyatur Desa.

Sementara itu Tawur juga akan dilakukan di masing masing pekarangan warga dengan auturan Pejati di Sanggah Kemulan serta sore harinya dengan menggunakan Ajengan Taur. Uniknya lagi ada Tawur kali ini semua kerama Desa Pakraman Duda akan mendapatkan Ajengan Taur lengkap. Dari Tawur Panda Wali Krama di Pura Besakihdan Tawur Tabuh Gentung di Desa Pakraman Duda.

Ini karena bersamaan dengan Karya Panca Wali Krama di Besakih, maka kerama Desa Pakraman Duda juga akan menjalankan atau mendapai Paice ajengan taur dari Pura Besakih yang kemudian bersamaan dengan ajangen tawur dari aci Twur Tabuh Gentuh di Desa Pakraman Duda.

Untuk diketahui Desa Pakraman Duda terdiri dari 3700 KK. Sementara Ide Batara yang akan melasti ke segara dengan 27 Jempane termasuk Jempena dari Penyatur Desa. Hanya saja Ide Betara dari Desa Pakraman Geriana Kangin tidak ikut melasti.

Sementara sarana Tirta yang di pergunakan pada Karya  diantaranya dari Ulundanu, Besakih, Gunung Agung, Lempuyang dan Segara. Selain itu juga sudah dilakukan mendak tirta dari Pura Kentel Gumi, Puser  Gumi, Kancing Gumi dan Pancer Bumi.

Ditamahkan  Bendesa adat Duda, Jro Komang Sujana menambahkan untuk Tawur di Batas Desa baru dilakukan kali ini. sekaligus juga untuk menata Pelemahan atau wewidangan Desa juga keselarasan Pewongan  antar kerama desa dan juga penyatur desa agar tentram. Sementara sebagai  Wiku Tapini dalam karya kali ini adalah Ide Pedanda Istri Ngurah dari Geria Duda, Ide Pendanda Istri Rai Taman dari Geria Taman Pegubungan dan Ide Pendanda Istri Rai Oka dari Geria Laya Ombo, Pegubungan. Sementara itu pemelaspasan Panggungan dan Sanggar Tawang kemarin juga di pentaskan tarian sacral. Diantaranya Rejang Desa, Baris Gede, Rejang Renteng dan juga Wayang Lemah. (Oke/Cia)

Komentar