Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Supadama Rudana Ingin Universitas Bali Masuk Top Rangking Dunia

Foto : Istimewa

GIANYAR - Anggota Komisi X DPR RI Putu Supadma Rudana (PSR) berharap Universitas Udayana (Unud) bisa masuk dalam peringkat 500 kampus ternama di dunia. Menurutnya, sudah saatnya kampus Unud yang menjadi ikon perguruan tinggi di Bali, bisa bersaing dengan kampus lainnya di dunia agar bisa tembus dalam 500 besar kampus terbaik se-jagat.

Saat ini, baru tiga kampus besar di Tanah Air yang masuk kategori Top 500 Dunia, yakni Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung.

"Berarti selama ini, kualitas pendidikan tinggi kita di Bali, belum maksimal," tukas politikus Partai Demokrat itu dalam keterangan resminya, Selasa (29/1/2019).

Dikatakan PSR, dengan kondisi tersebut pihaknya telah memberikan tantangan kepada Unud untuk terus meningkatkan kualitas pendidikannya.

"Harapan kita, Unud bisa masuk Top 500 dunia, paling tidak memberikan tantangan, kepada teman-teman di Unud, mari kita bersinergi untuk membangun Unud agar bisa masuk 500 kampus top di dunia," katanya menegaskan.

Pihaknya berharap, kampus Unud bisa mengikuti jejak tiga kampus besar lainnya, UI, UGM dan ITB, sehingga bisa lolos menempati rangking ke-500 kampus terbaik dunia.

Tentunya, untuk bisa menggapai ke peringkat tinggi itu, Unud harus bisa meningkatkan di segala bidang prasarana sarana, program studi, profesor dan dosennya harus wordclass atau berkelas dunia, termasuk sering pergi memberi kuliah di luar negeri.

Kemudian, ada juga pertukaran dosen, pertukuran guru besar dan mahasiswa dan seterusnya. Dengan kata lain, saat ini, perkembangan dunia global menjadi tak terelakkan. Mau tidak mau kamapus juga harus beradaptasi, dengan dunia luar termasuk para dosennya.

Kemajuan perguruan tinggi, pertama akan dilihat kemampuan para guru besarnya, seberapa nampu mereka bisa menjadi guru besar di luar negeri. Tak kalah pentingnya, kata PSR, seberapa banyak dosen yang memberikan kuliah di luar negeri. Yang ketiga, program studinya apakah sudah terekreditasi sudah standar dunia.

Selanjutnya, lokasi, lahan dan mekanisme kurikulum pendidikannya, juga harus dilihat. Ini menjadi catatan penting bagi dunia pendidikan dan termasuk bagi PSR sebagai anggota Komisi X, untuk mencarikan bagaimana solusinya.

"Saya anggota perlemen dari Bali, saya datang ingin memberi solusi dan mencarikan solusi bersama, sehingga bisa diwujudkan itu, tidak sekedar menjadi wacana, tetapi menjadi realita dalam waktu dekat," demikian PSR yang juga Caleg DPR RI Nomor Urut I dari Partai Demokrat Dapil Bali. (*)

Komentar