Beragam Tarian dan Parade Gebogan Bunga Meriahkan Ulun Danu Art Festival
- 26 Juni 2018
- 08:52 WITA
- Sosial Budaya
- Bali
Foto : Ist/Hms
TABANAN – Beragam tarian dan parade gebogan mewarnai gelaran Ulun Danu Art Festival yang digelar di kawasan DTW Ulun Danu Beratan, Bedugul. Pemecahan kendi dan pelepasan burung merpati mengawali pembukaan Festival yang digelar Minggu (24/6).
Dalam Opening Ceremony yang berlangsung sangat meriah ini, para penonton mendapat suguhan berbagai kesenian diantaranya tarian rejang renteng, Weda Wakya Show, tarian bungan sandat serasi yang merupakan maskot Tabanan, hingga parade gebogan bunga sebagai ciri khas kecamatan Baturiti yang melibatkan ratusan ibu-ibu PKK.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Anggota DPD RI Arya Wedakarna, Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Kementrian Pariwisata I Gede Pitana, Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gede Yuniartha Putra, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dan OPD Tabanan.
Bupati Eka dalam sambutanya memberikan apresiasi atas festival ini serta semua pihak yang terlibat di dalamnya. Diungkapkannya, festival ini merupakan moment dan hajatan rakyat, karena melibatkan seluruh elemen masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat, ibu-ibu, muda-mudi bahkan pecalang juga sangat sibuk.
“Ini betul-betul pesta rakyat, yang melibatkan banyak elemen masyarakat. Peserta dari festival ini adalah gebogan pesatakan yang terdiri dari 20 desa adat. Pawai dan seluruh pertunjukan dibawakan sangat bagus. Terimakasih atas supportnya, Saya berharap restu dan doa semoga festival ini dapat berjalan dengan sukses, dan juga tahun depan dapat lebih sukses lagi.” Ungkapnya.
Bupati Eka menjelaskan Tema yang diangkat dalam Festival ini adalah Danu Kertih. Sesuai dengan Nangun Sat Kerthi Loka Bali, harus menyeimbangkan alam semesta sehingga menjadi harmonis. Dikatakannya acara ini juga berbeda dengan tahun sebelumnya karena partisipasi dari banyak pihak.
“Acara ini berbeda dengan sebelumnya tidak hanya karena tema yang diangkat, namun dalam festival ini ada saudara-saudara kita dari flobamora, bandung, dan lain-lain ikut berpartisipasi. Ke depan diharapkan banyak saudara kita di luar bali yang bisa berpartisipasi untuk menyatukan niat kita bahwa kita semua bersaudara. Kerukunan itu menyenangkan dan damai. Jaga kerukunan bangsa kita,” jelasnya.
Disamping merupakan ajang promosi, festival ini juga merupakan media untuk menggali dan melestarikan potensi budaya serta mengenalkan kearifan lokal yang ada di Tabanan khususnya di DTW ini.
Ketua Panitia festival Wayan Mustika menjelaskan secara keseluruhan Festival ini dilaksanakan selama 18 hari mulai tanggal 13 juni sampai dengan 1 juli 2018. Adapun acara pembukaan Festival pada tanggal 13 Juni dan puncak dari festival berlangsung dari tanggal 24 hingga 26 Juni. Dimana kesenian ditampilkan oleh seniman Gebog Pesatak Pura Ulun Danu, seniman dari Kabupaten Tabanan, Buleleng, Gianyar, Tari Flobamora, pentas sanggar seni koloborasi mancanegara.
“Selain beragam kesenian, Festival ini juga menampilkan parade gebogan, lomba memasak, lomba menggambar, produk kuliner kreatif masyarakat Tabanan yang dikombinasikan dengan pameran industri kecil menengah yang dapat memberikan gambaran kepada pengunjung festival mengenai kearifan lokal di Tabanan,” jelasnya.
Sementara itu I Gede Pitana memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Festival tersebut karena penyelenggaraanya yang sangat inklusif. Pihaknya menambahkan Festival seperti ini adalah salah satu cara yang efektif dalam mempromosikan destinasi pariwisata yang pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
“Saya sudah mengikuti beragam hingga ratusan di dalam hingga luar negeri, tetapi saya memberikan nilai positif kepada festival ini sebagai festival yang sangat inklusif, karena model festival ini melibatkan segenap stakeholder, desa adat, pengempon, pkk, sekaa teruna, swasta dan kamai dari pemerintah. Saya juga berharap festival ini dapat diselenggarakan setiap tahun dan kami akan senantiasa memberikan dukungan,” imbuhnya.
Sejumlah suguhan kesenian budaya lainnya juga ditampilkan dalam Festival ini yakni Tari Maskot dan Tari Kecak Ulun Danu Beratan serta atraksi menarik lainnya. (Hms/Cia)
Komentar