Pawai Seni Budaya Meriahkan HUT Kota Amlapura Ke-378
Foto : Ist/Hms
KARANGASEM - Pawai Budaya Hut Kota Amlapura ke-378 kembali menampilkan keanekaragaman seni budaya dalam bentuk arak - arakan atau pawai yang didukung oleh potensi seniman-seniwati daerah dari seluruh Kecamatan se-Kabupaten Karangasem.
Seperti salah satu penampilan dari Desa Amerta Bhuana wakil dari kecamatan Selat misalnya, dalam pawai tersebut ditampilkan sebuah lakon cerita yang berjudul "Nangkluk Merana Ian Nagingin Pulu". Ini adalah sebuah sejarah yang dikisahkan bahwa pada zaman dahulu Ida Batara Gunung Agung yang berstana di Pura Melanting, memiliki berbagai macam hewan yang dapat merusak tanaman petani.
Agar tidak merusak, maka Ida Batara memberikan mandat kepada Batara yang bertempat di Pura Jurang Desa Pakraman Sukaluwih untuk memelihara hewan hewan tersebut. Kemudian, dikisahkan bahwa Desa Pakraman Selat bersedia dan sanggup sesuai mandat untuk menghaturkan isi lumbung berupa padi palawija yang disertai upacara yadnya guru piduka.
Tentu saja, dengan kisah dan trasidi yang unik seperti ini para penari yang turut dalam lakonnya menjadi daya tarik ribuan pasang mata yang menyaksikan pawai tersebut. "Ya ternyata banyak sejarah yang belum diketahui orang banyak," ujar Kadek Artana salah seorang penonton.
Sementara itu, pawai kali ini memiliki tema "Membangkitkan Potensi dan Jati Diri Seni Budaya Lokal" menurut Ketua Panitia pawai hut kota Amlapura yang juga selaku Sekda Kabupaten Karangasem, I Gede Adnya Mulyadi, M.Si. tema pawai kali ini merupakan Pemaknaan Tri Hita Karana yang dapat diekspresikan secara kreatif melalui pemakaian bahan-bahan, sarana prasarana dan lain semuanya yg berpihak kepada pelestarian lingkungan (mengurangi penggunaan plastik).
Dalam pawai kali ini, menurutnya ditampilkan bentuk Arak-arakan dalam satu kesatuan Ragam Seni Budaya daerah tentang Upacara, Adat, Hubungan kemasyarakatan atau Religi yang mencerminkan ciri khas tradisi daerah setempat yang merupakan element nilai nilai eksistensi Tri Hita Karana dan semangat Karangasem sebagai spiritnya Bali.
Dalam pawai kali ini, diawali penampilan Adhi Merdangga yang diikuti oleh partisipasi dari Marching Band SMA Negeri 2 Amlapura yang dilanjutkan oleh peserta pawai budaya dari 8 (Delapan) Kecamatan se-Kabupaten Karangasem
Menurutnya, pawai ini juga dalam upaya mengembangkan seluruh potensi sumber daya unggulan daerah, maka sedemikian rupa seluruh aset terbaik ini ditampilkan dengan segmentasi yg sudah dirancang melalui program destination branding yang meliputi aset, spiritual, human, exological, natural, heritage, cultural, dan lain-lain.
"Segmentasi ini akan mempermudah semua pihak untuk saling mendapatkan informasi pola pengembangan aset di masing-masing daerah kedepan," ujarny.
Selain itu Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri dalam sambutanya mengatakan, penyelenggaraan Pawai Budaya HUT Kota Amlapura ke-378 Tahun 2018 diharapkan mampu menjaga dan melestarikan potensi seni budaya serta memotivasi semangat budaya di kalangan generasi penerus bangsa, untuk menjaga kedaulatan bangsa.
Pawai Budaya dilaksanakan pada setiap perayaan HUT Kota Amlapura dengan menampilkan keanekaragaman seni budaya dalam bentuk arak-arakan atau pawai, yang didukung oleh potensi seniman-seniwati daerah dari seluruh Kecamatan se-Kabupaten Karangasem.
"Melalui pawai budaya kali ini, diharapkan segala yang ditampilkan dapat menjadi asset budaya Kabupaten Karangasem, mengingat Kabupaten Karagasem banyak memiliki tradisi budaya yang tidak dimiliki oleh kabupaten lain sehingga berbagai tradisi tersebut tetap eksis dan mampu menarik minat masyarakat maupun wisatawan untuk menikmatinya," kata Bupati Mas Sumatri.
Menurutnya, pelestarian juga sangat diperlukan baik itu dari pihak pemerintah dan juga seluruh masyarakat sehingga tradisi budaya tersebut dapat terjaga dengan baik dan dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia. (*/Oke)
Komentar