Wujudkan Pariwisata Berbasis Tourism, Tabanan Terus Matangkan Kawasan Nikosake
Foto : Ist/Hms
TABANAN - Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kabupaten Tabanan kembali menggelar Focus Discussion Group (FGD) ke II guna mematangkan kawasan ‘Nikosake’ menuju ikon pariwisata baru berbasis tourism.
Acara yang digelar Kamis (7/6) di Kurnia Village Resaurant Beraban tersebut sekaligus mengundang 50 tenaga ahli di bidangnya. Mereka merupakan perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Tabanan berikut para perwakilan dari 5 Desa di Kawasan ‘Nikosake’.
Kepala Bappelitbang Tabanan, IB. Wiratmaja berksempatan membuka acara tersebut. turut hadir diegah acara diskusi tersebut, Kabid Lingkungan Hidup & SDA, I Gede Alit Yasa, Komang Ayu Rustini dan Putu Sutawan, Direktur PD. Dharma Shantika, I Putu Sugi Darmawan dan Farid selaku Konsultan Smart City Asia.
FGD II ini merupakan tindak lanjut sekaligus memantapkan hasil diskusi dalam FGD ke I yang sebelumnya telah digelar bulan Mei lalu. Sasarannya, yakni pengembangan agribisbis terintegrasi berbasis kearifan lokal dan pariwisata di kawasan ‘Nikosake’.
Diskusi kali ini begitu penting sebab kawasan ‘Nikosake’ ke depan akan dijadikan Peraturan Daerah (Perda) sehingga perluk dilakukan uji materi, perincian dan perencanaan yang matang,
"Mari kita kembangkan kawasan ini dengan serius, tidak tertuju hanya pada obyek wisata saja. Tapi lebih menekankan kepada aktivitas masyarakat berbasis kearifan lokal", ucap IB Wiratmaja.
Alumni ITN Malang itu juga menjelaskan, dalam menjalankan kawasan Nikosake diharapkan bisa menjadi ikon Pariwisata baru yang lebih menekankan pada activity tourism.
Agribisnis terintegrasi, ungkapnya, mempunyai tujuan utama mengembangkan perekonomian masyarakat di bidang pertanian, sekaligus mampu menggerakan ekonomi masyarakat terlebih dahulu. “Jika ekonomi masyarakat berjalan otomotis pariwisata akan bergerak,” tegasnya.
Jangan sampai pariwisata nantinya merajai sedangkan ekonomi tidak berjalan. Kita jalankan ekonomi terlebih dahulu, setelah ekonomi berjalan otomotis agribisnis berbasis kearifan lokal dan pariwisata bisa terwujud", jelas Lulusan Fakultas Planologi, ITN Malang tersebut.
Mengingat agenda ke depan pemerintah, maka seluruh ahli yang hadir diharapkan serius mengikuti FGD II kai ini. Karena ‘Nikosake’ ini akan menjadi Peraturan Bupati (Perbup) dan bulan depan menjadi Peraturan Daerah (Perda). Selain serius, IB Wiratmaja juga menekanan unsur kehati-hatian dalam perencanaan, sebelum dituangkan dalam dokumen 'Nikosake'.
Jika berhasil, pengembangan kawasan Nikosake ini juga diharapkan bisa menjadi percontohan, Maka dari itu kita harus cermati, fokus dan serius. Untuk itu, perlu digelorakan semangat ‘jengah’, sebab jika digelorakan maka dikhwatirkan akan melempem. “Mohon fokus dulu", tutup Wiratmaja. (Hms/Cia)
Komentar