Tingkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pilkada dan Pilpres
Gus Oka : Parpol Harus Berikan ‘Menu’ Terbaik
Ida Bagus Oka Gunastawa, Ketua Fraksi NasDem MPR RI Prof. Bachtiar Ali (Tengah) pembicara Sekretaris Fraksi NasDem MPR RI Drs. Fhadoli (Kanan). foto : ist
BADUNG - Partai politik (parpol) paling bertanggung jawab menyajikan "menu" caleg dan capres-cawapres terbaik yang akan dipilih masyarakat dalam pemilu anggota legislatif (pileg) dan pemilu presiden (pilpres) 17 April 2017 mendatang. Jika masyarakat sampai memilih golput ini jelas merupakan kesalahan parpol. Ketua DPW Partai NasDem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa menegaskan hal itu dalam seminar nasional "Meningkatkan Peran Serta Masyarakat untuk Mewujudkan Pileg dan Pilpres yang Demokratis," di Kuta, Senin (28/5).
Jika menu yang disajikan parpol "tidak menarik, tidak sehat, tidak bergizi", maka itu bukan salah masyakarat jika lebih memilih golput. Itu merupakan kesalahan parpol. "Jadi NasDem Bali harus menyajikan menu kader-kader terbaik dengan kerja nyata dan gerakan perubahan menawarkan cara-cara berpolitik baru. Berpolitik tanpa mahar, tanpa transaksional," tegas politisi yang akrab disapa Gus Oka ini.
Melalui seminar yang digelar Fraksi Partai NasDem MPR RI bersama DPW Partai NasDem Bali ini diharapkan kader dapat melakukan langkah nyata mengajak masyarakat menyukseskan pileg dan pilpres 2019. Ditambahkannya, parpol berperan vital memberikan edukasi politik kepada masyarakat. Salah satunya mengedukasi dan mengajak masyarakat berpartisipasi di pileg dan pilpres secara demokratis.
"Kalau partai politik khususnya NasDem tidak mampu mengajak masyarakat berpartisipasi itulah awal kegagalan kita. Jadi kita tidak boleh main-main. Caleg NasDem harus memaknai ini," tegas Gus Oka. Ia juga mengingatkan kader NasDem harus punya investasi sosial yang kuat di masyarakat dibuktikan dengan bekerja nyata sebelumnya. Popularitas juga harus terus ditingkatkan dalam 10 bulan jelang pileg dan pilpres 17 April 2019 nanti. Sebab popularitas menentukan elektabilitas.
"Popularitas ini juga menjadi tantangan. Sebab di Bali kita ada budaya bekerja tanpa perlu mengabarkan. Tapi dalam konteks demokrasi, apa yang kita lakukan harus dikabarkan dan diketahui masyarakat. "Proses sosialisasi harus spesifik, menarik dan kreatif. Gunakan media sosial, media online, media cetak dengan konten-konten yang menarik," tambahnya.
Ia juga mengingatkan kembali target dan tujuan yang ditulis kader NasDem dalam "Kapsul Waktu" pada 17 April lalu di Kantor DPW Partai NasDem Bali. "Kapsul Waktu" ini punya nilai filosofis dan politis yang strategis bahwa semakin hari waktu kita semakin pendek menuju Pileg dan Pilpres. Maka perlu setiap hari kader, caleg dan pengurus Partai NasDem harus melihat target di depan dan berlomba dengan waktu.
Seminar ini dibuka Ketua Fraksi NasDem MPR RI Prof. Bachtiar Ali dengan pembicara Sekretaris Fraksi NasDem MPR RI Drs. Fhadoli, Ketua DPW Partai NasDem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa, akademisi Unud Dr. Ni Luh Gede Astariani SH.,MH, dengan moderator Dr. Drs. I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa, M.Si. Hadir pula pimpinan DPD serta ratusan kader dan caleg NasDem se-Bali.
Akademisi Unud Dr. Ni Luh Gede Astariani SH.,MH menambahkan para caleg harus mengetahui karakteristik pemilih. Ada pemilih pragmatis (ada bayar baru pilih), pemilih emosional (mengedepankan emosi), pemilih primordial (mengutamakan status sosial) dan pemilih rasional (tahu kualitas calon dan memilih berdasarkan program). "Mengetahui karakter pemilih ini penting untuk menentukan pendekatan sosialisasi apa yang digunakan," tegas Astariani seraya menambahkan kader NasDem juga harus menyampaikan hal dan kewajiban masyarakat selaku pemilih. (*)
Komentar