Menteri Perdagangan Blusukan ke Pasar Tradisional, Ini Alasannya !
Menteri Perdagangan Indonesia, Enggartiasto Lukita didampingi Wabup Badung, Ketut Suiasa, dan Ketua DPW NasDem Bali, Oka Gunastawa usai belusukan pantau harga kebutuhan pokok di Pasar Pecatu, Kuta Selatan Badung, Bali. Jumat (25/5). Foto : Ist
BADUNG - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita berkunjung ke Pasar Tradisional Pecatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Jumat (25/5). Dalam blusukan tersebut, Mendag didampingi Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa, Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta, Staf Ahli Kemendag Laksmi Ningsih, serta tampak hadir pula Ketua DPW Partai NasDem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa.
Dalam kunjungan ini, Mendag berkesempatan berdialog secara langsung dengan pengurus pasar, pedagang dan pengunjung pasar tradisional untuk mengetahui perkembangan terkini harga barang-barang pangan serta alur distribusinya.
Dalam keterangan persnya pada awak media, Mendag secara tegas menuturkan alasannya kenapa memilih pasar tradisional sebagai tujuan blusukannya. Menurutnya, pasar tradisional berada dalam mata rantai paling akhir dari alur distribusi barang dari pasar induk, jadi untuk memantau perkembangan harga barang dan mendapatkan informasi yang riil terkait harga bahan pangan, dirinya memutuskan melakukan pemantauan secara langsung ke titik akhir dari mata rantai distribusi barang.
"Biasanya mata rantai dari pasar induk ke pasar tradisional umumnya dianggap panjang hingga harga ini mencerminkan harga riil yang tertinggi", ucapnya
Selain untuk mengetahui perkembangan harga barang secara riil, lebih lanjut Mendag juga menjelaskan bahwa tujuan kunjungannya ke pasar tradisional untuk memastikan apakah operasi pasar yang dijalankan selama ini sudah berhasil mengontrol perkembangan harga barang dan menjaga daya beli masyarakat.
"Kalau pasar-pasar besar dalam pantauan BPS jika harganya sudah turun, kita ingin tahu apa yang terjadi di pasar tradisional dan ternyata semua harga terkendali dan sudah turun", lanjutnya.
Mendag juga menjelaskan situasi harga bahan pokok menjelang hari raya baik yang ada di Bali maupun yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Secara umum, semua harga bahan pokok relatif stabil dan cenderung menurun.
"Saya selaku Menteri Perdagangan akan mempertahankan kondisi ini bukan hanya menjelang hari raya, tetapi sampai dengan akhir tahun dan kalau bisa terus dipertahankan sampai kapan pun. Beberapa juga bisa disebutkan. Yang pasti beras medium sudah turun. Untuk menjaga daya beli masyarakat, cabe rawit harganya stabil di Rp 25 ribu, bawang merang Rp 20 ribu. Bahan pokok lainnnya juga relatif stabil," ujarnya.
Mendag mengakui jika harga bahan pokok yang sempat naik beberapa waktu lalu adalah daging ayam. Namun sekarang sudah relatif stabil di angka Rp 35 ribu.
"Yang naik waktu lalu adalah ayam dan telur karena suplay terbatas, karena sedang mengurangi antibiotik ayam di peternak mandiri dan juga peternak besar. Supplay tentu berkurang sehingga harga naik. Dengan kondisi seperti itu, pemerintah sudah mengundang peternak untuk menurunkan harga. Untuk peternak besar sebelumnya kita larang untuk masuk pasar tradisional," ujarnya. (*/LBc)
Komentar