Nyatakan Dukungan Tulus, Suwasta Disambut Tari Ketog Semprong
foto : istimewa
KLUNGKUNG - Suasana mengharukan simpatik dan terharu setiap kali pasangan calon (paslon) Bupati I Nyoman Suwirta dan Calon Bupati Klungkung I Made Kasta (Suwasta) nomor dua (2) melaksanakan kegiatan simakrama ke banjar-banjar, rumah-rumah warga dan pertemuan di balai Desa. Seperti pada simakrama yang digelar di Balai Wantian Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, pada Minggu 30 April 2018 malam.
Sepanjang sejauh satu kilometer, sebelum memasuki balai wantilan desa untuk menggelar simakrama, paslon Suwasta disambut dengan dua barung gamelan baleganjur, dan deretan bendera poleng (putih hitam) khas warna paket Suwasta ini.
Sebelum simakrama digelar, terlebih dahulu dilaksanakan pertemuan di Puri Nyalian bersama tokoh puri, dan pasangan calon Gubernur Bali, Ida Bagus Rai Darmawijaya Mantra yang juga didampingi Cok Ratmadi yang merupakan pentolan PDI Perjuangan Bali ini. Pertemuan yang berlangsung singkat ini dilanjutkan dengan kegiatan simakrama, bersama lebih dari seribu warga yang sudah menunggu sejak sore. Karena sebagaimana biasanya calon bupati Nyoman Suwirta menjadi obyek laris manis untuk diajak foto selfie.
Paslon kembali disambut tari-tarian khas Bali sebagai cerminan semangat pemuda setempat yang menyatakan mendukung kepada paket Suwasta yang notabene bernomor dua, alias Suwasta jilid 2. Tarian yang dinamai tari Ketog Semprong ini sebagai pernyataan bahwa warga Desa Nyalian akan ketog semprong, alias semua dan bersama semangat memilih Suwasta pada 27 Juni nanti. Bahkan karena penuh sebagian besar warga berada di luar balai wantilan.
“Hari ini benar-benar luar biasa, tadi di Desa Pakraman Bajing sambutan luar biasa, kemudian di Sarimerta juga, dan saat ini saya jadi tambah semangat dengan dorongan kuat masyarakat untuk membawa Klungkung yang lebih baik lagi,”ujar Nyoman Suwirta dihadapan ribuan warga yang hadir dengan disambut tepuk tangan meriah.
Menurut Nyoman Suwirta, acara Bedah desa jelang cuti kampanyenya di Desa Nyalian membuatnya benar-benar tercengang dengan potensi desa yang luar biasa. Dimana, banyak obyek wisata yang harus dikembangkan dan jalan yang juga harus diperbaiki. “Pertama aksesnya dulu diperbaiki, kemudian penataan obyek wisatanya sambil promosi dilakukan dan ini yang harus bergerak adalah para Sekaa teruna karena berkat merekalah Desa akan bangkit wisata maju, pembangunanpun akan jalan,” kata Suwirta.
Selain itu Suwirta juga sempat bertanya kepada masyarakat setempat, terkait dengan JKN KIS yang dibayarkan pemkab Klungkung di eranya, karena dengan bantuan kesehatan gratis akan menopang semuanya. Artinya, jika masyarakat sudah sehat tanpa memikirkan biaya kesehatan lagi tentu uang lebih bisa ditabung dan untuk meningkatkan perekonomian.
“Khusus anak-anak muda, akan dilatih enterprenurship agar bisa lebih memiliki pemikiran besar dan melakukannya kedepan, selain itu anak muda juga yang ingin ke kapal pesiar akan dibantu mulai dari pendidikan hingga berangkat bekerja,” katanya.
Setelah Paket Suwasta dan Cagub IB Rai Mantra mesimakrama, Tokoh Puri Satria Denpasar, Cokorda Ratmadi juga mengatakan pembangunan Bali harus terus berjalan sesuai dengan estetika budayanya dan untuk mencari pemimpin tidak harus datang dari partai A ataupun B.
“Memilih pemimpin harus berdasarkan figure, saya percaya sosok Nyoman Suwirta dan Gus Rai paling dielukan masyarakat bukan karena partainya,” sebutnya disambut meriah warga Nyalian.
Sementara salah satu warga setempat, Ketut Sulatra (45) menuturkan baru kali ini ada kegiatan simakrama atau hajatan pilkada seperti ini di Desa Nyalian. “Biasanya adem ayem, apalagi disini disebut-sebut sebagai basis merah, namun kali ini masyarakat pikirannya terbuka masyarakat memilih figure yang sudah terbaik bagi kami di Klungkung dan dipandang sebagai Bupati berprestasi di Indonesia, belum lagi bapaknya ini ramah dan juga tidak korupsi kami jelas pilih suwasta,” katanya.
Apalagi acara bedah desa yang digelar oleh paslon Suwasta benar-benar sangat dirasakan oleh masyarakat langsung, buktinya jalan ke pura yang sebelumnya tidak pernah ada bisa dibangun dengan cara membuat jalan dengan cara padat karya. “jalan kita punya, uangnya juga warga yang dapatkan bukan kontraktor ini sangat luar biasa, dimana ada calon seperti ini lagi di Indonesia,” tandasnya. (*)
Komentar