Persembahan Barong Buah, Untuk Ide Betara Saksi Ngerti Ngumi
- 07 April 2018
- 21:26 WITA
- Sosial Budaya
- Bali
foto : Oke
KARANGASEM - Aci Ide Batara Mijil yang merupakan persembahan untuk Ide Batara Sakti Ngerti Gumi kemarin katuran Pengayar dari Desa Pakraman Geriana Kangin. Berbagai hasil bumi dipersembahkan untuk Ide Batara diantaranya berupa Salaran atau barong Buah.
Selaian itu ada juga persembahan lainya dari kerema masing masing berupa Sesayut dan Penyeneng dengan menggunakan Dulang dan Sokasi. Dalam perjalanan menuju Desa Pakraman Selat tepatnya di Pura Bale Agung dimana Ide Betara Sakti Ngerti nyejer warga melakukan mepeed, yakni dengan berjalan kaki sekitar 1 KM.
Nampak kerama perempuan mengusung Dulangan atau Gebongan beserta sesajan lainya yang akan dipersembahkan. Sementara kerama lali laki mengikuti di belakangnya. Awalnya Kerema laki laki akan mengusung Barong Buah atau Salaran seberat 2 Ton. Namun karena terlalu berat sehingga salaran terpaksa di naikan ketas mobil.
Barong buah yang merupaan salah satu ujud persembayan tersebut terbuat dari buah buahan lokal hasil kebun warga Geriana Kangin. Diantaranya berupa Nangka, Salak, Durian serta berbagai jenis kacang kacangan, jagung dan juga Pisang. Ini di buat sedemikian rupa menyerupai Gajah Mina.
Dalam perjalanan mepeed kerama juga di iringi dengan tiba barung Tabuh Bale Ganjur. Pertama dari Seka Bala Ganjur Dadia Kauh, ditengah Dari Seka Bale Ganjur Dadia Tengah dan paling belakang dari Seka Bale Ganjur Dadia Kangin.
Karena besarnya Salaran atau Barong buah jalan sempat macet beberapa saat. Tiba di Pura Bale Agung, Salaran tersebut langsung dilakukan banten pemendak. Saat mengusung dari jalan raya menuju Pura, sempat tiga kali sanan (pikulan untuk mengusung red) yang digunakan mengusung patah karena berat. oleh prejuru Desa Pakraman Selat kemudian diambilkan bamboo untuk memperkuat Sanan tersebut. seteleh melalui kerja cukup keras dari semua kerama akhirnya Barong buah bisa di usung sampai di tempat yang ditentukan di ajeng atau depan Pura Bale Agung.
Sementara itu menurut Bendesa adat Desa Pakraman Selat, Jro Mangku I Wayan Gede Mustika mengatakan kalau proses nganarin dilakukan selama Ide Batara Nyajer yakni selama 35 hari (sebulan penuh bulan Bali red).
Karya Agung Ide Betara Mijil ini dilakukan setiap 10 tahun sekali. Dimana saat Isaka berakhir dengan angka nol dan tahun Masehi berakhir dengan angka delapan. “Setiap 10Tahun sekali Ide Batara Saksi Ngerti Gumi yang melinggih di Pura Gaduh Sakti Desa Pakraman Selat katuran Karya atau Piodalan Agung. Puncak Karya sendiri digelar 16 Maret lalu tepat saat Pengrupukan. Dimana saat itu Ide Batara Medal dari Pura Gaduh Sakti sektar 800 meter dari Pura Bale Agung Selat.
Saat dalam perjalanan dari Pura Gaduh ke Pura Bale Agung menggunakan lantara berupa Nasi, panca pala, daging dan juga Canang Sari selengkapanya. Lantaran tersebut dari semua Banjar dari Desa Pakraman Selat. Ada 4000 KK kerama Selat keluar odalan Nasi atau Ajengan. Saat nasi tersebut dilewati Ide Batara langsung di ambil atau di tunas kerama. Lantaran tersebut ada yang langsung di ambil kerama untuk dimakan ada juga yang disebarkan di Kebun, Sawah dan juga ada yang ditempatkan di tempat jualan. 4000 KK keluar nasi sama sama 1 Kg.
Sementara Lantaran yang diambil warga tersebut sebagai simbul kalau Ide Batara memberikan anugrah berupa kemakmuran. “Itu sebagai ujud Ide Batara Saksi Asih kepada semua Warga untuk mempersembahkan kesejahtraan,” ujar Jro Mangku Mustika.
Ssebelum mesiben Ide Batara akan menuju Pura Puseh, Selat. Disana Ide Batara akan Nyejer selama tujuh hari. Saat Ide Batara akan menuju Pura Pusah, kali ini akan menggunakan lantaran berupa beras Kuning yang ditaruh di jalan atau di jalur yang akan dilakui Ide Betara. Selaian beras Kuning juga lengkap dengan segala biji bijian seperi Jagung, Kacang Kacangan dan yang lainya.
ada juga biji bijian yang sekarang sudah mulai langka seperti Jali, Jagung, Jawa, Buleleng dan Godem. Ini sebagai Ujud kalau Ide Batara saat akan kembali memberikan atau menanugrahkan berbagai biji bijian dan kacang kacangan untuk ditanam warga Selat dan sekitarrnya. Untuk diketahui Kerama Selat dan Sekitarnya dikenal dengan Pertanian sejak dahulu. Salah satunya adalah Padi Gaga atau Padi Tegalan. Dimana disana juga ditanam berupa Jagung, Godem, Jawa, Buleleng dan juga biji bijian lainya. sementara saat Ide Betara Medal saat Puncak Karya sebagai bentuk Persembahan tanda kemakmuran warga.
“Ide Batara memberikan Bibit inilah yang ditanam setiap 10 tahun sekali Ide Batara tedun untuk memastikan apakah kerama sudah menanam bibit tersebut untuk kesejahtraan bersama, itulah salah satu maknanya,” ujar pria yang juga mantan Camat Rendang tersebut.
Sementara Upacara pengayar dilakukan sejak tanggal 17 Maret lalu. Saat Puncak Karya Ide Betara ke sanggra 18 banjar lan dadia di Desa Pakraman Selat. Saat pengayar ada persembahan dan persembahyangan dari Desa Kekuub Selat seperti Desa Pakraman Sogra, Sebudi, Tegeh, Persana dan Sukeluwih. Selaian itu Aci Penganyar sekaligus persembahyangan juga dilakukan Desa Desa Pakraman Penyanding. Diantaranya dari Desa Pakraman Geriana Kangin. Ini termasuk salah satu tradisi yang sudah berjalan sejak dulu.
“Setiap 10 tahun sekali saat Ide Batara Mijil Desa Pakraman Penyanding menggelar Aci Ngayarin,” bebernya.
Diantaranya adalah Desa Pegubungan, Geriana Kauh, Bambang Biaung dan juga Padang Tunggal serta Jangu dan juga Desa Pakraman Alas Tunggal. “Sami menggelar aci Pengajar sekaligus Muspa sebabai ujud bakti kepada Ide Batara saksi juga untuk melanjutkan dresta yang sudah ada,” tambahnya.
Sementara itu karena awalnya Desa Pakraman Selat mulai melakukan persiapan nyanggra karya ini dilakukan pada bulan September lalu. Saat itu diakui Jro Mangku Mustika sempat terganggu karena Gunung Agung naik status menjadi level IV. dimana saat itu warga Lereng Gunung Agung ngungsi termasuk kerama Desa Pakraman Selat. Hanya saja menurut Jro Mustika karena aci 10 tahun sekali tidak berani tidak menggealarnya. Sehingga sejak awal hasil paruman Desa Pakraman Selat Karya tersebut tetap akan digelar. Sekalipun sempat terganggu karena Gunung Agung erupsi.
“Sempat sedikit terganggu, Saat bulan September akan mulai membagun piranti status Gunung Agung naik,” bebernya. Sempat berhenti sejanak namun kemudian dilanjutkan kembali 21 Nopember dan 25 Nopember ada keputusan agar Karya tersebut tetap jalan. Kerama sepakat ngiyasa agar Karya tersebut bisa jalan dan Ide Batara Lingsir di Gunung Agung juga memberikan waktu untuk mekarya. Sekaligus juga nunasang kepada Ide Batara Saksi Ngerti Jagat agar Karya bisa dilakukan dengan selamat.
Sementara itu selaian 10 tahun sekali, setiap satu tahun sekali Ide Batara katuran Petirtaan dan pujawali setiap pengrupukan yang disebut Pecayaan. Saat piodalan setiap tahun Ide Betara tidak turun namun dari Pesimpanen Ide Betara. Saat itu Ide Batara ngicen sinar agar mendapat anugah kesehatan dan kebahagiaan. Sementara puncak Karya di puput tiga sulinggih yakni Ide Yajemana Ide Pandanda Gede Piling Pinatih, Ide Padanda Gede Buruan dan Ide Pedanda Istri Karang. Sementara untuk Ngayarin ada yang di puput Ide Pedanda ada juga di puput Jro Mangku Desa Pakraman Selat. Sebelum digelar Karya Agung ini juga dilakukan Karya Taur Labuh Gentuh sebagai kaitan dengan karya Ide Betara Mijil.
Sementara itu Bakti Pengayar kemarin diakhiri dengan Muspa dan juga nunas Tirta lan Bija. Sementara itu menurut Jro Bendesa adat Geriana Kangin, Ketut Yasa mengakui untuk bahan Salaran atau barong buah, semua menggunakan buah lokal hasil kebun warga Geriana Kangin. Semua kerema meturan buah sampai di Pura Puseh Geriana Kangin. Disana kemudian di rancang menjadi barong buah dengan bentuk Gajah Mina. Sementara untuk banten atau bakti berupa dulangan, bebekoran dan sokasi adalah bakti dari kerama soang soang. Selaian nunas tirta juga mendapat paica berupa beras Kuning. Beras ini sendiri nantinya akan di tebar di kebun, dan sawah dan ada juga yang ditaruh di Pulu atau tempat beras dan juga tempat jualan. Lantaran ini juga sebagai ujud kemakmuran. (Oke)
Komentar