Belasan Kelompok Nelayan dan Petani Garam Dukung Koster-Ace
foto : istimewa
KARANGASEM - Sebanyak 12 kelompok nelayan di Banjar Dinas Pengalon, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis menyatakan dukungan kepada calon Gubernur san Wakil Gubernur nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace).
Mereka menyatakan kebulatan tekad memenangkan dan memilih paket yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKB, PPP dan PKPI tersebut.
"Kami ada 12 kelompok di sini. Untuk pemilih di Desa Antiga Kelod ada 4.073 suara. Sementara di Banjar Dinas Pengalongan ada 1.200 suara. Kami siap mendukung dan memilih Koster-Ace pada Pilgub Bali 27 Juni mendatang," kata Ketua Kelompok Nelayan Banjar Dinas Pengalongan, Wayan Kuat Giarta, Rabu (14/3).
Dalam dialog yang digelar di pinggir pantai itu, Giarta menyampaikan beberapa hal yang menjadi kendala petani garam selama ini. Salah satunya adalah mesin penarik air dan meja. Ia percaya program Koster-Ace yang dituangkan dalam konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
"Kami sudah tahu dalam program Bapak salah satunya ada yang memberi perhatian khusus dengan nelayan, dalam hal ini petani garam," katanya.
Menjawab hal itu, Koster mengaku sudah tahu persoalan yang dihadapi nelayan. Jauh sebelum ia rumuskan konsepnya, ia terlebih dahulu menggali agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Persoalan garam, Koster melanjutkan, salah satu hal yang akan diprioritaskannya. "Kita hitung berapa kebutuhan dan berapa kita bisa memenuhi kebutuhan garam kita. Akan saya cek. Saya mau mengembangkan industri garam," ujar Koster.
Potensi penghasil garam di Bali menurut Koster ada tiga wilayah utama yakni Buleleng, Jembrana dan Karangasem.
"Tiga kabupaten ini penghasil garam. Di sini kan sudah ada koperasinya. Nanti, koperasi yang seluruhnya akan mengurusi garam ini mulai dari pengolahan hingga pemasarannya," katanya.
Proses pendampingan akan diberikan oleh tenaga ahli yang ditunjuk oleh Pemprov Bali kelak ketika ia terpilih sebagai Gubernur Bali. "Kita jadikan koperasinya seluruhnya untuk menghasilkan, mengolah dan menjual garam. Pemasarannya ditangani Pemprov Bali. Nanti aturannya kita buat," papar dia.
Tak hanya itu, Koster juga ingin meningkatkan kualitas garam yang dihasilkan petani garam di Bali. "Teknologinya kita pikirkan agar menghasilkan garam dengan kualitas yang baik. Nanti saya akan ke sini lagi," tutup Koster. (Tim/Cia)
Komentar