Kunjungi Pasraman, Koster Ingin Bali Jadi Pusat Peradaban Dunia
Kunjungan Calgub I Wayan Koster di Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha di Buleleng. Minggu (18/2) Foto : Ist
BULELENG - Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster menyempatkan diri mengunjungi ke Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha di Buleleng. Pada kesempatan itu, Koster mendapat wejangan dari Ida Bhawati Hermawan selaku Manggala Pasraman. Kepada Koster, Ida Bhawati Hermawan menjelaskan jika anggota pasraman hingga kini berjumlah 1.700 orang. "Anggota kami mencapai 1.700 orwng baik dari Bali maupun luar Bali," kata Ida Bhawati Hermawan, Minggu 18 Februari 2018.
Dalam kurun waktu 12 tahun, pasraman yang dipimpinnya telah melahirkan sejumlah Sulinggih. Ia melanjutkan, sejak Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri hadir ke sini, peningkatan kualitas diri kepemangkuan terus dilakukan. Ke depan, menurutnya ada hal penting yang mesti disinergikan jika Wayan Koster terpilih menjadi Gubernur Bali. "Pasraman membina mental Pinandita, Gubernur Bali membina fisiknya," tuturnya.
Mendapat wejangan demikian Koster berkomitmen akan menjalankannya dengan baik. Ia ingin menjadikan Bali sebagai proyek percontohan pembangunan semesta berencana. Untuk itu, ia telah merumuskan konsep yang diberi nama Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang akan dijadikannya pedoman dalam memimpin Bali kelak.
"Konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali itu saya rumuskan bersama dengan Sulinggih. Konsep itu artinya memelihara, menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk menuju kehidupakan krama Bali yang sejahtera," papar Koster. Konsep itu pada akhirnya akan mengimplementasikan ajaran Trisakti Bung Karno dengan prinsip terencana, terpola dan terintegrasi.
"Ada lima bidang prioritas dalam konsep tersebut. Pertama adalah sandang, pangan dan papan," ujar dia. Kedua yakni kesehatan dan pendidikan. Ketiga jaminan sosial dan ketenagakerjaan. Keempat agama, adat istiadat, seni dan budaya. Dan kelima pariwisata serta infrastruktur pendukung baik laut, darat maupun udara.
"Khusus yang keempat di Bali ini adalah prioritas yang merupakan fundamental dan menjadi pilar paling prinsip bagi Bali. Inilah sejatinya yang harus diurus dengan sungguh-sungguh sebagai prioritas," tutur Koster.
Menurut dia, hal itu yang selama ini membuat Bali bisa bertahan dan bersaing dalam menghadapi perubahan zaman baik skala lokal, nasional maupun global. "Sehingga di Bali, yang berkaitan dengan hal itu ada tiga unsur utama yang harus kita jalankan dengan sungguh-sungguh sebagai prioritas dalam mengambil kebijakan," katanya.
Hal itu tak lain adalah adat istiadat, seni budaya dan agama baik dalam hal sarana prasarana maupun sistem yang harus diperkuat untuk menggerakkannya. Sebab, ia melanjutkan, ketiganya-lah sebagai unsur utama membangun karakter, moralitas dan integritas masyarakat Bali.
"Nanti akan diangkat tenaga kontrak yang ditugaskan memberi pendidikan, pelatihan dan pengajaran agama, adat dan seni budaya. Kita ambil dari IHDN dan ISI nanti tenaganya. Mereka harus bisa tiga-tiganya. Nanti ditugaskannya di desa adat di seluruh Bali," papar Koster.
Ia berjanji akan secara serius mengurusi persoalan adat, agama, seni dan budaya Bali jika terpilih menjadi Gubernur Bali. "Inilah yang akan menjadi strategi pembangunan budaya Bali. Ini yang harus dikedepankan. Bali kita jadikan pusat peradaban dunia, menjadi muaranya dunia karena dia metaksu, suci dia. Orang akan terus ke Bali. Dengan begitu, Bali akan sejahtera, akan tumbuh ekonominya melalui pariwisata, tetapi agama, adat istiadat, seni dan budaya yan menjadi dasarnya tetap terpelihara dengan baik," demikian Koster. (Tim/Cia)
Komentar