Koster : Tumpek Klurut, Hari Kasih Sayang ‘Valentine’ Umat Hindu
Foto : Istimewa
GIANYAR - Bulan Februari umumnya identik dengan hari kasih sayang. Bahkan, setiap tanggal 14 Februari hampir semua penduduk dunia merayakan hari kasih sayang. Baik tua dan muda mudi, tak terkecuali di Bali. Rupanya, Umat Hindu juga memiliki perayaan Hari Raya ‘Valentine Day’ tersebut. Seperti apa?
Calon Gubernur Bali, I Wayan Koster yang diusulkan PDI Perjuangan, mengungkapkan, Hindu sejak dahulu juga memiliki hari kasih sayang. Bahkan makna kasih sayang tersebut memiliki syarat makna sekaligus pesan yang dalam.
"Kita punya sendiri kok hari kasih sayang yang penuh dengan makna," kata Koster saat memaparkan visi misi di Wantilan Pura Samuan Tiga Gianyar, beberapa waktu lalu.
Hari Kasih Sayang yang dimaksud Koster disini yakni ‘Tumpek Klurut’ yang terdapat pada kalender umat Hindu Bali. Pada hari itu, ia berharap semua orang akan menumpahkan rasa kasih sayangnya terhadap sesama, tak terkecuali pejabat di semua tingkatan.
"Nanti pada saat Tumpek Klurut sembahyang dulu di Merajan lalu gubernurnya, bupatinya, sama anak-anak mudanya kita kumpul-kumpul. Sore-sore gitu, kita ngopi berbahagia bareng-bareng," papar dia.
Sayangnya, menurut Koster, perayaan keagamaan mulai sedikit mengikis di Bali saat ini. Hal itu tak lain akibat berubahnya manusia Bali pada masa kekinian. Dahulu, Koster melanjutkan, orang Bali dikenal sebagai pribadi yang rajin, tekun, seken, saja, beneh, luwih, kreatif dan inovatif. Kini hal itu makin memudar.
Dahulu juga manusia Bali memiliki perilaku yang bersumber pada kearifan lokal yang rendah hati, tak suka gegabah dan sombong serta loyal dan berdedikasi tinggi. Keunggulan itu menurutnya tak dimiliki oleh orang lain.
Hanya saja, cara berfikir orang Bali saat ini sudah berubah, di mana lebih cenderung pragmatis, konsumtif, mengalami degradasi moral dan kurangnya kecintaan terhadap adat budaya. Hal itu menyebabkan ikatan solidaritas terhadap sesama atau menyama braya semakin hilang. Ia tak mau hal itu terjadi. Melalui konsep yang diberi nama 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali' Koster percaya persoalan Bali bisa ditanggulangi.
"Ke depan, pola pembangunan semesta berencana harus menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama dan Gumi Bali yang sejahtera dan bahagia, baik sekala maupun niskala sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno," papar Koster.
Ia bahkan menegaskan, jika sudah mewakafkan dirinya untuk mengabdi kepada masyarakat Bali untuk menciptakan tatanan kehidupan holistik yang mencakup tiga dimensi. Pertama, terpeliharanya keseimbangan alam manusia dan kebudayaan Bali. Kedua, terpenuhinya kebutuhan, harapan dan aspirasi krama Bali di berbagai aspek kehidupan.
"Dimensi ketiga yakni terantisipasinya munculnya permasalahan dan tantangan Bali, baik negatif maupun positif dalam skala lokal, nasional dan global," demikian Koster.
Tumpek Klurut merupakan hari kasih sayang umat Hindu Bali. Klurut berasal dari kata Lulut yang berarti senang atau cinta. Lulut juga bisa diartikan sayang. Pada hari raya Tumpek Klurut sarana banten yang dihaturkan yakni Sekartaman yang merupakan bentuk ungkapan rasa sayang kepada siapa saja yan memunculkan energi positif dan bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Tak salah jika pemimpin Bali ke depan lebih memilih Tumpek Klurut sebagai hari kasih sayang ketimbang merayakannya pada tanggal 14 Februari yang disebut Valentine. (Tim/Cia)
Komentar