Aksi Tolak Kekerasan Seksual Anak
Aksi tolak kekerasan seksual anak oleh P2TP2A dan elemen lainya di Patung Wagimin, Tabanan, Senin (29/1). Foto : Ist
TABANAN – Puluhan pemerhati anak dan perempuan yang tergabung dalam berbagai komponen masyarakat di Tabanan menggelar aksi tolak kekerasan seksual terhadap anak dibawah dibawah umur. Aksi ini sekaligus wujud keprihatinan akan kasus yang menimpa siswi SMP, Luh Gde DS (14), yang tewas usai berhubungan seksual dengan pacarnya, Gung De Wir (25) beberapa waktu lalu.
Dalam aksinya, Senin (29/1) di Bundaran Patung Wagimin Jalan Pahlawan Tabanan, sekitar 35 peserta aksi membawa berbagai spanduk bertuliskan himbauan stop kekerasan seks terhadap anak.
Kampanye ini diikuti sejumlah komponen termasuk jajaran pemerintah seperti Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tabanan serta sejumlah komponen lainnya seperti Women Crisic Center (WWC), Forum Anak Daerah, Pemerhati perempuan dan anak di Tabanan serta keluarga korban.
Kampanye berisi orasi ini mendapat pengawalan dari Kepolisian Resort Tabanan berikut jajaran Satpol PP Tabanan. Jalanya aksi tak luput dari perhatian para pengguna jalan yang melintas. Aksi ini sekaligus bentuk dukungan moral terhadap korban dan meminta kepada tersangka dihukum berat agar tidak terjadi kejadian serupa di kemudian hari.
Ketua P2TP2A Tabanan, Ni Nengah Budawati menegaskan, aksi dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Pemda Tabanan dan jajaran Polres Tabanan, sekaligus bentuk solidaritas agar kekerasan seksual di Tabanan tidak terulang lagi.
"Korban Luh Gde DS merupakan korban kekerasan seksual anak dibawah umum. Ini kami lakukan agar kasus serupa kasus serupa tidak terulang lagi," ungkapnya.
Budawati menerangkan, kejadian tewasnya siswi SMP ini sangat disayangkan banyak pihak. Meski suka sama suka, namun tegasnya, tidak musti harus saling memperdaya seperti ini hingga berujung maut.
Maka dari itu, pihaknya berharap pelaku agar diberikan hukuman yang setimpal sekaligus juga sebagai efek jera terhadap masyarakat lainya.
"Kami percaya Polres Tabanan dan Pemda akan mendukung kasus sembari menunggu hasil autopsi dari pihak kepolisian," tegas Budawati.
Sebelumnya, jajaran aktifitas perempuan dan anak ini melakukan audensi ke Polres Tabanan yang diterima Wakapolres Tabanan, Kompol Wimboko, kemudian dilanjutkan menemui Bupati Tabanan diwakili Sekda Tabanan, I Nyoman Wirna Ariwangsa.
Sekda Tabanan, I Nyoman Wirna Ariwangsa menjelaskan, pihaknya sangat prihatin atas kasus yang terjadi dan sudah melakukan berbagai langkah anisipasi menyangkut perlindungan anak dan perempuan hingga ke desa-desa.
“Kami sudah lakukan berbagai upaya, namun rupanya kami kecolongan," ungkapnya.
Untuk itu, upaya antisipasi kejadian serupa akan semakin digencarkan lagi, terutama di luar jam sekolah. Hal ini tegas Wirna, merupakan tanggung jawab bersama dan harus diperhatikan karena menyangkut masa depan anak.
Dipaparkan juga, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti sudah menunjukkan kepaduliannya dengan memberikan bantuan sebesar Rp 20 juta guna meringankan keluarga korban.
“Semoga ini jadi pelajaran bersama dan peran semua pihak agar tidak terjadi kekerasan serupa terhadap anak dan perempuan,” tegas Sekda Wirna. (Cia)
Komentar