Otonan Bojog di Alas Kedaton
- 21 Januari 2018
- 22:52 WITA
- Sosial Budaya
- Bali
foto : liputanbali.com
TABANAN - Desa Pakraman Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan untuk ketiga kalinya menggelar upacara ngerebeg gebongan woh-wohan (berbentuk gunungan) di Pura Dalem Kahyangan Kedaton pada Saniscara Kliwon Uye atau Tumpek Kandang, Sabtu (20/1). Tidak jauh berbeda dengan yang dilaksanakan 6 bulan lalu, gebogan setinggi 2,5 meter ini pun direbut oleh ribuan monyet.
Sebelum prosesi ngerebeg dimulai pemangku Pura Dalem Khayangan Kedaton beserta krama dan prajuru Desa Pakraman Kukuh melaksanakan sembahyang. Usai itu baru dilaksanakan ngerebeg mengitari areal jaba tengah Pura Dalem Kedaton sebanyak tiga kali, lengkap dengan tedung, lelontek dan bebandrang. Serta paling akhir iringan gebogan setinggi 2,5 meter dan iringan tabuh bleganjur.
Pantuan dilapangan, setelah diputar gebogan buah ditempatkan ditengah-tengah untuk memancing kera dekat mendekat berebut buah. Begitu gebogan diletakkan ditengah-tengah ribuan kera mulai mendekat berebut buah tersebut.
Sekertaris Adat Desa Pakraman Kukuh, I Gusti Ngurah Rai Pujayasa menjelaskan Tradisi Ngerebeg implementasi Tri Hita Karana khususnya palemahan yakni hubungan manusia dengan lingkungan alam. Dikatakan pada Saniscara Kliwon Uye merupakan memuliakan hewan. "Karena kami memiliki kera dan kelalawar kami gelar upacara otonan binatang," ujarnya.
Sementara terkait dengan ngerebeg buah-buahan merupakan janji agar kera tidak nakal, sebelumnya kera di alas kedaton nakal hingga masuk rumah warga. "Sekitar 250 kilogran buah lokal digunakan seperti rambutan, tomat, pisang, jambu biji, kacang panjang dan lainya," jelas Pujayasa mantan Ketua Pengelola DTW Alas Kedaton. (*/Cia)
Komentar