Penekun Spritual Asal Kuta Nekat Mendaki Gunung Agung. Ini Pengakuannya !!
Relawan Jagabaya saat evakuasi 6 pendaki nekat naik Gunung Agung, Rabu (10/1). Foto : ist
KARANGASEM - Lagi lagi warga ditemukan nekat mendaki Gunung Agung yang saat ini masih berstatus berbahaya. Setiba dibawah, enam warga tersebut langsung dimintai keterangan berikut identitasnya oleh aparat setempat.
Ke enam pendaki tersebut yakni I Made Suarjana (41), Sahran (49), Tomi Azdi Marta (21), Sunarmi (42), Kadek Agus Setiawan (33) dan Kanjeng Prabu Wiranegara akhirnya berhasil dievakuasi tim gabungan relawan Pasebaya bersama anggota TNI kemudian diarahkan ke Polsek Selat, Karangasem.
Menariknya, pengakuan salah satu pendaki yakni Kanjeng Prabu Wiranegara alias Morgen Made Suparta asal Kuta, Badung justru mencengangkan. Kepada petugas, pria penekun spiritual ini mengaku nekat naik Gunung Agung karena alasan misi spiritual ‘Mendak’ yang sedang dilakoninya.
Awalnya Kanjeng tidak mau terbuka, namun setelah diajak ngobrol secara kekeluargaan, sedikit demi sedikit akhirnya Pria penekun dunia spiritual tersebut mulai buka suara dihadapat relawan dan media.
“Ini memang harus saya lakukan karena ini adalah misi spiritual saya, cukup saya saja yang mengerti ini kalo diceritakan maka akan jadi rame” ujarnya. Rabu (10/1).
Menurut pengakuannya, saat berada di puncak Gunung Agung dirinya melakukan ritual
“Mendak” dengan membawa dua buah benda berbentuk ukiran naga melilit ikan paus yang terbuat dari tulang ikan paus dan satu buah tulang ikan Marlin berukuran cukup besar berbentuk seperti batangan runcing.
Kepada petugas, pria asal Kuta ini, juga mengaku benda yang telah diritualkan tersebut nantinya akan dilinggihkan dikediamannya di Kuta.
Selain itu, hal cukup mencengangkan juga diungkapkan Kanjeng Prabu kalau dirinya adalah seorang penulis mimpi, dimana lewat mimpinya dirinya mampu melihat dan memprediksi kejadian baik yang sedang terjadi, sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Seperti kejadian saat ini, dirinya melakukan pendakian beserta ritual ditengah ancaman erupsi Gunung Agung ini diakuinya sudah dimimpikannya sekitar enam bulan lalu. Oleh karena itu dirinya yakin bahwa tidak akan terjadi apapun pada dirinya ketika melakukan pendakian. Sementara kemampuannya menulis mimpi diakui sudah diperolehnya ketika duduk dibangku SMP kelas tiga.
Kendati demikian, Kanjeng tetap bersikeras tidak mau untuk mengungkapkan jati dirinya yang sebenarnya beserta tujun dari ritual mendak itu sendiri. Bahkan Kanjeng menyuruh datang langsung kerumahnya jika memang ingin tau yang sebenarnya terkait maksud dan tujuannya tersebut.
Sementara pasca aksi nekatnya mendaki Gunung, jika memang dirinya bersalah maka ia mengaku siap untuk menanggug apapun itu sangsi atau hukuman yang akan diberikan padanya.
Disisi lain, Menurut ketua Pasebaya I Gede Pawana mengatakan, pihaknya akan membawa Kanjeng beserta ke lima rekannya tersebut ke Posko Tanah Ampo diserahkan kepada Dansatgas untuk ditindak lanjuti untuk membuat pernyataan agar dijemput oleh pihak keluarganya. Bahkan pihaknya juga berencana untuk menindak lanjuti karena dianggap sudah membuat perasaan tidak nyaman dan perusakan portal.
“Rasanya dengan itu boleh dilaporkan, ya paling tidak keluarganya datang untuk menjemput dan membawakan identitas yang sebenarnya,” Kata Gede Pawana. (Oke/Cia)
Komentar