Gunung Agung Kembali Erupsi
Foto : Istimewa
KARANGASEM – Erufsi Gunung Agung, Karangasem Bali kembali terjadi. Erufsi terjadi sejak Sabtu kemarin dan Gunung Agung di Gumi Lahar tersebut masih mengeluarkan abu vulkanik warna kelabu. Erufsi berada di ketinggian 500 sampai 2500 meter dari kawah Gunung Agung.
Erufsi juga diserai dengan dengan hembusan sebanyak tiga kali dan juga low frekuensi sebanyak empat kali dan condong mengarah ke arah timur laut, sesuai laporan PVMBG yang di keluarkan tim pos pantau Anwar Sidiq bahwa letusan tersebut condong ke arah timur laut.
Sementara itu, ada keluhan dari penggugsi di wilayah Bangli yakni pengungsi mandiri belum tersentuh bantuan logistic. Hal ini dikemukakan salah satu pengungsi, I Gede Putra Wijaya asal Selat Kaja, Karangasem.
Putra Wijaya sendiri barasal dari Desa Selat yang masuk KRB II. Selama ini yang bersangkutan mengungsi di Banjar Sidawa desa Taman Bali Bangli. Dia mengaku tinggal di rumah penduduk agar lebih nyaman karena bersama anak anak.
Hingga pukul 13.50 wita kemarin, masih dilaporkan ada hujan abu di Dusun Tukad Abu, Tulemben. Kejadian tersebut, dibenarkan sekretaris Pesebaya Gunung Agung di Wayan Suara Arsana. Dimana pihaknya mendapat laporan dari Sekdes Datah Made Sukayasa kalau telah terjadi hujan abu di wilayah Tukad Abu, Tulemben.
Di tempat itu Putra Wijaya mengakui ada 2 KK pengungsi yang belum juga dapat bantuan logistic. Untuk di Bangli sendiri diakui ada sekitar 900 orang pengungsi asal Karangasem yang mengungsi secara mandiri di rumah warga belum tersentuh logistic. Dirinya mengaku sudah berupaya namun belum mendapatkan bagaian juga.
900 pengungsi tersebut tersebar di banjar Pagotan, Bunitin dan Sidawa. Ketika ditanta ke posko induk pengungsi Kubu Bangli itu memang kesapakan BPBD Bangli untuk pengungsi mandiri belum terlayani logistic.
Wijaya sendiri mempertanyakan apakah bantuan logistic tersebut untuk masyarakat miskin saja atau untuk pengungsi Gunung Agung.
Sementara itu pengungsi mandiri menurut Dandim Karangasem yang juga Dansatgas Siaga Gunun g Agung Letkol Inf Beny Rahardian tetap diupayakan mendapatkan pelayanan sama dengan pengungsi lainya.
“Tetap kita layani sama seperti pengungsi lainya,” ujarnya.
Untuk diketahi pengungsi mandiri juga sama berstatus pengungsi. Karena mereka kebur dari desanya karena merasa bahaya adanya erupsi Gunung Agung. Sementara dia tinggal di rumah warga atau kerabatnya juga dengan berbagai alasan.
Diantaranya karena mengajak anak anak dan juga lansia. Sehingga lebih nyaman tinggal di rumah kerbaat atau sewa rumah sederhana. Mereka ini sejatinya telah membantu pemerintah juga dengan memperingan karena mereka yang mendiri tidak memerlukan lagi tenda, bantuan MCK dan juga listrik. Namun demikian untuk logistic mestinya tetap diberikan seperti pengungsi lainya karena mereka juga pengungsi.
Mereka tinggal di kerabatnya dan sewa bukan berarti kaya namun karena berbagai pertimbangan diantaranya kesehatan dan juga karena mengajak anak anak dan lansia. (Oke/Cia)
Komentar