PMI Gelar Pengobatan Gratis Untuk Pengungsi
- 23 Desember 2017
- 09:04 WITA
- Sosial Budaya
- Bali
foto : Oke
KARANGASEM – Kondisi pengungsi yang belakangan diketahui mengidap berbagai penyakit menggugah banyak pihak untuk melakukan pengobatan gratis bagi pengungsi. Pengobatan gratis juga digelar jajaran PMI Karangasem bersama PMI Bali mengendeng PMI Banyuwani.
Bertempat di Posko pengungsi Banjar Mejil, Sangkan Gunung, Sidemen. Pengobatan gratis dilakukan bagi 250 jiwa pengungsi yang mendiami posko tersebut, Jumat kemarin. Diantara pengungsi, terdapat anak anak dan juga lansia. Pengungsi ini berasal dari Sebudi, Badeg, Telung buana dan Temukus. Dalam pengobatan gratis ini, pihak PMI menerjunkan dua dokter
“Kalau kami PMI Bali rutin melakukan keiatan ini.sementara sehari hari posko kami di PUTD Pertanian Rendang,” ujar Taufan Kristano dari PMI Bali.
Beberapa masalah penyakit pengungsi ditemukan yakni berupa sakit isfa dan tensi. Keluhan lain pengungsi yakni mengaku pusing dan gatal.
Selain di posko pengungsi Mejil, kegiatan serupa juga pernah dilakukan di psoko pengungsian di Sanggem, Sangkan Gunung, Mijil, Segah, Nongan, Petingsari, Banbang, Bencingan, Rendang Kelod dan Rendang Tengah.
“Kalau di Posko Rendang, Kami siaga 24 jam. Dua mobil ambulace juga disiagakan demi kelancaran pelayanan pengobatan untuk pengungsi,” ujar Wayan Ariawan dari PMI Karangasem.
Di lain sisi, kondisi Gunung Agung yang masih berstatus awas mau tidak mau harus memaksa pengungsi tetap berada di pengungsian. Menurut salah satu pengungsi, Nengah Mangku Darma (65) asal Sebudi, mengaku mengungsi di Banjar Mijil, sejak 22 September lalu atau awas pertama. Dirinya sempat pulang ke Sebudi namun ketika awas kedua mengungsi kembali.
“Sempat pulang balik, namun kembali ke pengungsian, karena ada hujan abu,” ujarnya.
Untuk bentuan, diakui pengungsi sudah mencukupi diantaranya logistic rutin, selimut dan juga keperluan lainya. Namun sarana MCK diakui masih kurang karena ada satu WC namun sekarang ini sudah dibagun PMI satu lagi.
Dengan dua WC diakui sudah cukup karena memang tempat untuk membagun wc tidak ada karena lokasi sempit. Sementara untuk pengobatan gratis di posko ini sudah tiga kali digelar. Sedangkan kalau ada pengungsi yang sakit langsung diajak ke Puskesmas setempat dan ditangani secara gratis.
Darma sendiri selama ini bekerja sebagai tukang kayu. Namun sejak ngungsi ini dia tiak bekerja. Dirinya mengaku bisa membuat keranjang namun tidak bisa dilakukan di pengungsian karena lokasi sempit.
“Bisa sih tapi tempat kecil, banyak sampah terus di buang kemana,” ujarnya. (Oke/Cia)
Komentar