Kemenpar Bidik Wisata Kuliner Bali
ist
BADUNG– Kementerian Pariwisata bertekad mengembangkan potensi wisata kuliner di daerah. Tak terkecuali pulau Bali yang sudah memiliki brand wisata belanja dan kuliner bahkan sudah dikenal hingga mancanegara. Pengembangan Wisata kuliner khususnya Bali, diharapkan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat dan menjaring wisatawan lebih banyak.
Menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata RI, Vita Datau Messakh, wisata dan belanja merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya bagaikan anak kembar siam yang sulit idak dibedakan.
Soal lokasi wisata, Bali pun memiliki sederet nama yang sudah terkenal hingga luar negeri, seperti wisata Tanah Lot dan Wisata Pura Ulun Danu di Tabanan, serta lokasi wisata lainnya yang tersebar. Namun wisata kuliner juga bisa menjadi menu andalan dalam menjaring jumlah wisatawan lebih banyak lagi.
Vita mengungkapkan, Indonesia memiliki kekayaan Kuliner beragam lebih dari 5000 tradisional resep dari 1300 lebih suku bangsa, juga kekayaan lokal produk. "Itu semua adalah harta karun pengembangan wisata kuliner (wiskul) kita," jelas Vita pada acara makan malam Trip of Wonder yang dihadiri beberapa influencers social media and bloggers di Seminyak Bali, di sela di Kuta, Sabtu (23/9/2017).
Masuknya suku-suku bangsa ke Indonesia pada abad 15 dan 16 seperti China, Arab, India, dan bangsa Eropa merupakan penyumbang rasa dan ragam kuliner Indonesia termasuk Bali. Selain menjadi kekayaan budaya, ragam rasa tersebut sekaligus menjadikan ragam alkulturisasi di kuliner Tanah Air.
Untuk itu, Kementerian Pariwisata sangat fokus mempromosikan wisata kuliner dan belanja. Apalagi Menteri Pariwisata Arief Yahya telah membentuk Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja, disamping beberapa Tim Percepatan lainnya untuk mendukung pencapaian target 20 juta wisatawan manegara di tahun 2019.
Vita mengungkapkan, pentingnya komitmen CEO daerah atau Kepala Daerah dalam mengembangkan destinasinya sehingga siap untuk di branding kemudian dipromosikan oleh Kemenpar.
Usaha dilakukan Kemenpar dalam melakukan penilaian untuk penetapan destinasi wisata kuliner dan belanja selayaknya disambut dengan semangat oleh kepala daerah sebagai pemilik destinasi untuk segera mengembangkan daerahnya khususnya di 3A yaitu Akses, Amenitas, dan Atraksi.
Dia mencontohkan Bali, dari segi akses, amenitas maupun atraksi alam, budaya dan kuliner sangat kuat. Sebut saja Kabupaten Gianyar dan sekitarnya termasuk Ubud sangat cocok sebagai destinasi gastronomi.
Demikian juga dengan Kabupaten Badung sangat potensial menjadi destinasi belanja karena cukup banyak mall ditemui diwilayah ini serta street shops sepanjang Seminyak, memberikan pengalaman unik dalam berbelanja kepada para wisatawan.
Lebih jauh Vita yang juga Ketua Akademi Gastronomi Indonesia mengatakan, ke depan perlu sekali di tetapkan strategi jangka pendek dengan cara menata dan memperkuat atraksi serta paket paket wisata belanja untuk kemudian dibranding menjadi destinasi wisata belanja. "Karena infrastruktur dan karakter destinasinya sudah mendukung," katanya menegaskan.
Sementara strategi jangka menengah dan jangka panjang lebih fokus pada memperkuat master plan pengembangan destinasi agar dapat menjadi destinasi yang tetap nyaman bagi para wisatawan mancanegara. Mengutip arahan Menteri Pariwisata Arief Yahya, bahwa untuk bersaing global kita harus menggunakan standar global serta memanfaatkan endorser kelas dunia.
Hal itu, kembali pada komitmen kepala daerah dan kami hanya akan bekerja secara serius dengan CEO daerah yang memiliki visi dan komitmen tinggi untuk menjadikan pariwisata sebagai core bisnis daerah. "Ingat pariwisata adalah cara termudah untuk menyumbangkan devisa dan termurah untuk menciptakan lapangan kerja," tegas menteri mantan Dirut Telkom yang sukses mempopulerkan pariwisata Indonesia di mancanegara.
Karenanya, Bali adalah destinasi favorit di dunia bahkan beberapa kali terpilih menjadi destinasi terbaik dunia dari berbagai media. Itu sebabnya Pemda tidak boleh merasa puas dan berhenti memperkuat Bali dengan wisata yang berpotensi lainnya selain alam dan budaya. Dengan begitu, dapat menahan wisatawan mancanegara untuk tinggal lebih lama dan spending lebih banyak dari sebelumnya.
Ia mengingatkan, ke depan akan lahir Bali Bali baru yang saat ini sedang menjadi prioritas pengembangan destinasi pariwisata di Indonesia. "Semoga semua ini akan menambah deretan destinasi populer di Indonesia yang dapat menjadi pilihan bagi para wisatawan nusantara dan mancanegara," tutup Vita. (CiA)
Komentar