Tanah Lot Dibanjiri Wisatawan Selama Pagelaran World Water Forum
Delegasi WWF ke10 saat berfoto bersama di area Wisata Tanah Lot Tabanan Bali. (ist)
TABANAN – Destinasi Wisata Tanah Lot Tabanan Bali dibanjiri wisatawan selama perhelatan World Water Forum (WWF) ke10 yang berlangsung di Bali. Tak Hanya sekedar mengikuti ajang konfrensi international itu, namun delegasi berbagai negara untuk berwisata di destinasi unggulan Tanah Lot tersebut.
Tingkat kunjungan wisatawan itu terekam dari data yang terangkum di Badan Pengelola Tanah Lot Tabanan Bali selama event international yang dihadiri berbagai kepala negara itu berlangsung.
Jika pada hari biasanya, tercatat sebanyak 5.900 orang wisatawan berkunjung ke Tanah Lot, namun selama event WWF ke10 mengalami peningkatan menjadi rata rata kunjungan sebanyak 6.400 orang perhari. Peningkatan ini tentunya cukup memberikan kontribusi positif namun juga menambah tantangan dalam pengelolaan destinasi wisata.
Dalam penyelenggaraan KTT world Water Forum ke10 ini DTW Tanah Lot sempat kedatangan delegasi dari Jepang dan delegasi dari Hungaria yakni Mantan Presiden Hungaria Janos Ader Bersama istrinya Anita Herczegh.
Meskipun peningkatan kunjungan wisatawan membawa dampak positif, terdapat masalah yang masih memerlukan perhatian serius. Keretakan pada tebing Batubolong, salah satu daya tarik utama di Tanah Lot, masih belum mendapatkan penanganan yang memadai.
“Hingga saat ini, belum ada kejelasan dari pihak berwenang terkait rencana perbaikan yang konkret. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan jika keretakan tersebut tidak segera ditangani.” ungkap Manager Pengelola Tanah Lot, I Wayan Sudiana.
“Dan terakhir tim dari BWS datang bulan Februari dan masih dalam tahap penyusunan anggaran dan metode pelaksanaan yang dipakai,” tambahnya
Di sisi lain, upaya perbaikan dan renovasi di Tanah Lot juga berlanjut. Renovasi Pura Luhur Tanah Lot memang menghadapi tantangan berat, mengingat harus memperhitungkan siklus pasang surut air laut untuk pengangkutan material dan keperluan lainnya.
Selain itu, fasilitas penunjang seperti Bale Sakanem juga sedang diperbaiki untuk mendukung kegiatan umat dan pariwisata. Pihak pengempon menyatakan bahwa tahap pertama ini ditargetkan selesai dalam beberapa bulan ke depan, sebelum memasuki tahap berikutnya yang lebih kompleks dan memerlukan waktu lebih lama.
Dengan adanya perbaikan fasilitas dan peningkatan jumlah wisatawan, Tanah Lot diharapkan dapat terus menjadi destinasi wisata yang aman dan nyaman, sambil menunggu solusi definitif untuk masalah keretakan tebing Batubolong. ***
Komentar