Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Tito Karnavian: Vaksinasi Tingkat Banjar Bisa Dijadikan Contoh di Indonesia

(Ist)

GIANYAR  - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Muhammad Tito Karnavian menegaskan bahwa model vaksinasi berbasis banjar bisa ditiru oleh berbagai daerah di Indonesia sebab model vaksinasi berbasis Banjar bisa berjalan tertib tanpa kerumunan, cepat dan terukur sesuai target.

Hal itu ditegaskan Tito saat meninjau proses vaksinasi di Kawasan Ubud dan Sanur didampingi Gubernur Bali, I Wayan Koster dan Bupati Gianyar dan sejumlah pejabat lainnya di lokasi vakainasi massal di Banjar Tegallantang, Ubud, Gianyar, Selasa (23/3).

“Ini bisa dijadikan contoh untuk wilayah lain di Pulau Bali termasuk di Indonesia,” ucap Tito

Tak luput Mantan Kapolri ini menyatakan rasa kagumnya melihat kertertiban masyarakat yang sedang mendapatkan vaksin, karena tidak banyak daerah yang menerapkan vaksinasi di tingkat Banjar, yang ada biasanya tingkat Desa dan Kampung.

Selain meninjau vaksinasi di Ubud, Mendagri dan Gubernur Bali juga meyempatkan waktunya meninjau vaksinasi di Hotel Prama Sanur, Denpasar.

Dihadapan para pekerja wisata, Tito yang didampingi Wayan Koster menegaskan dirinya sengaja berkunjung ke Bali untuk melihat program vaksinasi. Karena kami (Pemerintah Pusat, red) sangat ingin membangkitkan pariwisata Bali yang terdampak akibat pandemi Covid-19.

"Pekerja pariwisata adalah tulang punggung di Bali dan Bali pusatnya pariwisata, sehingga saya berterimakasih kepada bapak Gubernur Koster kegiatan vaksinasi ini sudah tertib dan tidak terjadi kerumunan seperti di beberapa daerah lainnya. Jadi tujuan kita ingin Bali bisa bangkit seperti dulu lagi, bahkan lebih dan hidup sebagai pusat pariwisata dunia," tegasnya.

Kunjungan yang dilakukan Mendagri Tito Karnavian di Ubud (Gianyar) dan di Sanur (Denpasar), merupakan wujud perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Bali.

Gubernur Koster melaporkan kepada Mendagri bahwa Menteri Kesehatan Bersama Gubernur Bali telah menetapkan 3 Zona Hijau yaitu Ubud (Gianyar), Sanur (Denpasar), Nusa Dua (Badung) Zona yang Aman dari Covid-19. Tiga kawasan ini mulai divaksin pada hari Senin 22 Maret 2021 dan paling lambat selesai tanggal 4 April 2021 (14 hari). Total yang divaksin di 3 kawasan ini mencapai 170.487 orang,

Kawasan Ubud sendiri meliputi Kelurahan Ubud, Kedewatan, Sayan, dan Petulu total sebanyak 47.045 orang; Kawasan Nusa Dua dan sekitarnya, meliputi ITDC, Kelurahan Benoa, Tanjung Benoa, Jimbaran, dan Tuban total sebanyak 87.715 orang; dan Kawasan Sanur, meliputi Desa Sanur, Sanur Kauh, serta Sanur Kaja total sebanyak 35.727 orang.

Tidak hanya di 3 kawasan tersebut mendapatkan vaksinasi, namun juga 6 Kabupaten/Kota yang lain. Gubernur telah melakukan rapat dengan Bupati Walikota se-Bali untuk memprioritaskan suatu kawasan Zona Hijau.

Sampai saat ini, tercatat kelompok masyarakat yang sudah divaksin secara tuntas adalah tenaga kesehatan sebanyak 44.426 orang (112,23%). Sedangkan kelompok masyarakat yang sedang divaksinasi, masih berjalan sampai saat ini meliputi Lansia, Pelayan Publik (Petugas Keamanan, Pegawai Pemerintah, Petugas Transportasi, Pelaku Pariwisata, Pasar Swalayan, Pedagang Pasar, Tenaga Pendidik, Pegawai Bandara Ngurah Rai, Pegawai Pelabuhan, Pegawai Perbankan, Tokoh Agama, Wakil Rakyat, Pejabat Negara, Atlet, dan Wartawan, red) hingga Masyarakat Perkotaan.

“Perlu saya laporkan kepada Bapak Mendagri bahwa vaksinasi di Ubud, Gianyar dilaksanakan secara bergotong royong. Bahkan Bupati Gianyar, Made Mahayastra telah menugaskan setiap Kepala OPD di Pemkab Gianyar untuk bertanggungjawab penuh memimpin suksesnya vaksinasi yang ada disetiap tingkat Banjar di Ubud ini. Karena ini gotong royong, maka pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Ubud tidak ada APBD yang keluar," ungkapnya.

Sebelumnya, Gubernur Koster dihadapan Mendagri, Tito Karnavian juga melaporkan perkembangan Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Provinsi Bali, Pelaksanaan Percepatan Vaksinasi di wilayah Bali, serta Upaya Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata Bali di Gedung Gajah, Jayasabha, Denpasar pada, Selasa (23/3) pagi.

Dalam laporannya, mantan Anggota DPR-RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan secara keseluruhan kami evaluasi pelaksanaan PPKM berbasis Desa/Kelurahan/Desa Adat di Bali sudah berjalan dengan baik dan sesuai Instruksi Mendagri Nomor 6 Tahun 2021 yang kemudian sudah ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2021. Sehingga PPKM yang mulai dilaksanakan perhari ini (23/3) hingga 5 April 2021 mendatang kami harap dapat berjalan dengan baik.

Sementara terkait vaksinasi, Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini melaporkan sampai tanggal 22 Maret 2021 jumlah penduduk yang sudah divaksinasi sebanyak 173.206 Orang, dan yang belum sebanyak 2.826.794 Orang. "Kami harapkan vaksinasi di Bali rampung dalam 100 hari, dari tanggal 22 Maret – 30 Juni 2021, atau target perharinya mencapai 40 ribu hingga 50 ribu orang sudah mendapatkan vaksinasi," tegasnya.

Guna mendukung suksesnya vaksinasi, kami melibatkan hampir 3.000 orang vaksinator yang berasal dari Tenaga Kesehatan (Nakes) RS Pemerintah dan Swasta termasuk Bidan dan Perawat serta unsur TNI/POLRI. Disamping juga tenaga pendukung sebanyak 12.000 orang yang berasal dari nakes maupun non nakes.

“Pencapaian target vaksinasi sangat tergantung dengan jumlah vaksin yang dialokasikan Pemerintah Pusat untuk Bali, mengingat ketersediaannya yang terbatas. Saya berupaya keras agar Bali mendapat alokasi yang mencukupi, untuk mempercepat pembentukan kekebalan komunitas guna mencegah penularan Covid-19. Pencapaian ini sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat dalam rangka pemulihan pariwisata Bali,” jelas Wayan Koster.

Sebagai penutup, Gubernur lulusan ITB ini menyampaikan upaya – upaya penanggulangan ekonomi yang selama ini sangat bergantung pada sektor pariwisata. Kata Koster, Bali sudah saatnya mulai mengurangi ketergantungan pada sektor pariwisata dengan menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali antara sektor pariwisata dengan pertanian dan industri.

“Sebelumnya kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDRB) lebih dari 54%, Bali sangat bergantung pada pariwisata. Ini menjadi pelajaran yang sangat penting, agar kita tidak menggantungkan diri pada satu sektor, maka kita akan bangun sektor lainnya. Namun tetap memperbaiki pariwisata kita, menuju pariwisata yang berkualitas,” pungkasnya. (Cia)

Komentar