Koster Tuntaskan Pembangunan Kantor MDA di Bangli dan Buleleng
Ist
BANGLI - Gubernur Bali, Wayan Koster, menuntaskan agenda pembangunan kantor majelis desa adat (MDA) di enam kabupaten dan satu Kota di Pulau Dewata, tepat pada Wraspati, Wage, Sungsang, Kamis (10/9), atau pada hari Sugihan Jawa, sesuai janji politiknya pada tahun 2020.
Pada hari yang sama, Koster melakukan prosesi peletakan batu pertama 'nasarin' di Kantor MDA Kabupaten Bangli, yang berlokasi di Jalan Brigjen Ngurah Rai No. 10, Kawan, Kecamatan Bangli, dan Kantor MDA Kabupaten Buleleng di Jalan Ratna No. 11, Singaraja, dengan menggunakan dana CSR masing-masing senilai Rp3 miliar lebih.
“Ketujuh pembangunan kantor MDA ini menggunakan lahan milik Pemprov Bali, dan hanya di Kabupaten Gianyar yang mandiri menggunakan dana APBD. Sisanya menggunakan dana CSR, yang masing-masing senilai Rp3 miliar lebih,” ujar Koster, seraya menyebutkan untuk di Kabupaten Badung dan Klungkung akan dibangun paling lambat tahun 2021, dan diupayakan pembangunannya dimulai akhir 2020.
Untuk Kantor MDA Provinsi Bali, pembangunan selesai dibangun di lahan emprov Bali, dan telah berdiri gagah dengan desain arsitektur Bali bertingkat tiga..Sementara di kantor MDA kabupaten/kota se-Bali, didesain bergaya arsitektur Bali, dan kompak berlantai dua.
“Saya harap pembangunan tepat waktu dan berkualitas. Ini adalah wujud keseriusan kami di Pemprov Bali, untuk mengimplementasikan lima bidang prioritas, dalam Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru dalam visi 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali', yang salah satunya di bidang adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Selain bidang pangan, sandang dan papan, bidang kesehatan dan pendidikan, bidang jaminan sosial dan ketenagakerjaan, hingga bidang pariwisata," ujarnya.
“Desa adat di Bali jadi ciri khas Pulau Dewata di mata dunia, sehingga merujuk dari hal itu, saya berpesan kepada krama desa adat di Bali untuk bersama melestarikan hasil kenudayaan Bali ini. Saya mengajak agar jangan setengah-setengah membangun desa adat, hingga yang terpenting jangan sampai kita ikut-ikutan terpengaruh oleh ajaran maupun kebudayaan luar yang tidak jelas asal-usul dan maknanya,” tegasnya.
Sementara Bendesa Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Bangli, I Ketut Kayana, mengapresiasi dan terima kasih kepada Gubernur Koster, yang membuktikan diri sebagai pemimpin yang menguatkan keberadaan desa adat. Dia juga mohon kepada Bupati Bangli yang akan datang, agar serius memperhatikan desa adat di Bangli, seperti apa yang dilakukan Gubernur Koster.
“Saya mohon pemerintah dan desa adat berjalan harmonis, karena desa adat merupakan benteng terakhir jagat Bali,” tegas Kayana. (Ono)
Komentar