Koster Minta ISI Denpasar Bangkitkan Kejayaan Budaya Bali
Gubernur Bali, I Wayan Koster. (Ist)
DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Ny. Putri SuastiniKoster dan Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) yang juga Guru Besar ISI Denpasar, menghadiri Sidang Terbuka Senat Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Selasa (28/7). Acara yang berlangsung di Gedung Natya Mandala, Kampus ISI Denpasar, sekaligus dalam rangka Dies Natalis XVII dan Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn.M.Sn. dan Prof. Dr. Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn.
Koster mengatakan, pencapaian visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali di bidang kebudayaan semakin maju, dengan diundangkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2020, tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan. “Hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan Bali dikandung semua di dalam peraturan daerah ini, sehingga kita sekarang telah memiliki aturan yang cukup memadai untuk memperkuat dan memajukan kebudayaan Bali, yang jadi jantung kehidupan masyarakat Bali,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, Bali memiliki kekayaan tradisi sejak dahulu, yang tumbuh dan dimanfaatkan para leluhur. Selama ini, kekayaan tradisi masih kurang serius dibangkitkan, dijaga, dipelihara, serta dimajukan, sehingga secara perlahan-lahan semakin mundur, luntur, dan mungkin sudah ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat di desa adat.
“Karena itu, ini harus digali kembali, dibangunkan, agar dia jadi satu potensi yang mencerahkan kehidupan masyarakat di Provinsi Bali, serta juga mendorong perekonomian masyarakat Bali,” katanya.
Menurutnya, ISI Denpasar memiliki sumber daya yang mumpuni, yakni dosen, mahasiswa, serta sembilan sembilan orang guru besar. “Saya kira ini sumber daya yang luar biasa untuk mengembangkan seni yang ada di Bali ini, termasuk seni tradisi,” ujarnya.
Sementara Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum., mengatakan bahwa dalam bidang pengabdian masyarakat tahun 2020, mahasiswa ISI Denpasar mengadakan KKN di desa adat masing-masing, sebagai dukungan terhadap program Gubernur Bali. Namun, dalam situasi pandemi ini, program ngayah ke desa-desa dan pura-pura di Bali, dengan berat hati harus dihentikan sementara.
“Namun demikian, kami merasa bersyukur, karena Bapak Gubernur dan Pemprov Bali telah menginisiasi dan membiayai penciptaan seni virtual, yang telah tayang di media sosial. Dapat kami pastikan dari 202 sanggar seni yang dibantu gubernur mendapatkan bantuan penciptaan seni virtual itu 80 persen mahasiswa dan alumni ISI Denpasar,” ujar Sugiartha. (ono)
Komentar