Dewan Tabanan Bahas Insentif Petugas Medis
Suasana rakor di gedung Dewan Sanggulan Tabanan tekait pemberian insenif petugas medis penanganan Covid-19. Rabu kemarin. (Ist)
TABANAN – Rencana pemberian insentif bagi petugas medis di Tabanan terus bergulir. Menindaklanjuti rencana tersebut, jajaran komisi I dan IV DPRD Tabanan melakukan rapat kordinasi dengan jajaran eksekutif di Gedung Dewan Sanggulan, Tabanan. Rabu (6/5).
Acara kemarin dibuka Ketua DPRD Tabanan, I Made Dirga dihadiri Ketua Komisi I, Eka Nur Cahyadi, Ketua Komisi IV, I Gusti Komang Wastana berikut sejumlah anggota.
I Made Dirga saat membuka sidang menekankan kebersaman akan pentingnya pelayanan yang maksimal kepada masyarakat menyikapi penyebaran virus Covid-19 ini. Untuk itu, dia berharap kepada jajaran anggota dewan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ditemukan di lapangan.
“Ini adalah soal pelayanan untuk masyarakat menyikapi permasalahan di lapangan,” ujarnya dihadapan peserta rakor kemarin.
Nampak hadir Kadiskes Tabanan, I Nyoman Suratmika, Dirut BRSUD Tabanan, dr Nyoman Susila dan Dirut RS Nyitdah, dr Wisma Beratha.
Di awal rakor, Ketua Komisi I, I Gusti Komang Wastana menyebutkan sejumah temuan saat sidak di RS Nyitdah sebelumnya serta mempertanyakan penyebab permasalahan yang terjadi di rumah sakit tersebut.
Permasalahan nasi bungkus serta seringnya lampu mati di ruang ICU diakui merupakan salah satu keluhan petugas medis di RS Nyitdah dan harus disikapi penyebabnya.
“Bahkan permasalahan itu sampai keluar di media sehingga perlu disikapi dengan baik agar tidak terulang,” ucap Wastana.
Sesuai pantauan sidak kemarin, Wastana juga menyebutkan bahwa permasalahan sarana dan prasana gedung juga dinilai masih masih belum maksimal sehingga harus menjdi perhartian bersama ke depan.
Menjawab pertanyaan tersebut, Direktur RS Nyitdah, Dr Wisma Beratha menegaskan bahwa kedua permasalahan yang ditemukan sudah terselesaikan. Termasuk masalah listrik yang kerap padam juga sudah diperbaiki karena disebabkan oleh korsleting listrik.
“Soal listrik sudah terkaper dari lantai dua, dan penyebabnya sudah ditemukan akibat korsleting listrik dan masih dicek dan membutuhkan waktu karena berada di dalam tanah,” ungkapnya.
Disisi lain, Kadiskes Tabanan, Suratmika menyebutkan kesiapan RS Nyitdah saat ini sudah dilakukan sebaik mungkin. Demikian juga dengan anggaran terkait dengan rencana pemberian insentif bagi para tenaga medis yang saat ini sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19.
“Untuk anggaran belum dicairkan sebab masih mencari juklak dan juknis yang tepat,” ungkapnya.
Dana yang telah dipersiapkan jelas Suratmika sebanyak 6 milyar dan penggunaannya diperkirakan tidak akan habis selama enam bulan.
Disisi lain, Ketua komisi I, Eka Nurcahyadi menegaskan pentingnya pemberian insentif bagi tenaga medis dalam penanganan Covid-19 di Tabanan saat ini. Bahkan bila perlu, dana perencanaan di dinkes sebesar 6 milar tersebut bisa dilakukan refoushing anggaran untuk tim penanganan Covid-19 di Tabanan.
Meski begitu, salah satu anggota komiisi I, Gusti Omardhani menyebutkan keterbatasan anggaran yang ada. Namun jika diperlukan, maka dana insentif untuk tenaga medis bisa diambil dari anggaran APBD.
“Tidak semua bersumber dari pusat dan terkait hal ini, bisa diambil dari APBD,” tegasnya. (Cia)
Komentar