Merawat Kebangsaan, Generasi Muda Islam Diajarkan Jaga Sikap Tolerans
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Denpasar KH Saifuddin Zaini saat acara Pengajian Umum yang digelar oleh Pengurus Cabang NU Kota Denpasar di Mushola Al Ikhlas, Ubung, Jumat (28/2) malam. (Foto : Cia)
DENPASAR – Kedamaian Masyarakat Indonesia dharapkan tetap terus terjaga dengan baik. Salah satu pilar yakni sikap tolerans dan telah mengakar kuat sekaligus menjadi karakter Bangsa harus tetap dipupuk dalam bingkai kedaulatan NKRI.
Ajakan serta upaya merawat kebangsaan tersebut digemakan saat acara Pengajian Umum yang digelar oleh Pengurus Cabang NU Kota Denpasar di Mushola Al Ikhlas, Ubung, Jumat (28/2) malam.
Hadir selaku penceramah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Denpasar KH Saifuddin Zaini dan mengajak generasi muda Islam agar terus mengembangkan sikap hidup yang menjaga toleransi.
“Sikap tolerans harus dimiliki oleh generasi muda Islam guna merawat perdamaian yang telah terpola selama ini,” ujar Saifuddin ditengah jamah yang hadir.
Menurutnya sikap tolerans telah menjdi karakter masyarakat Indonesia dan sudah seharusnya dikembangkan oleh generasi muda Islam.
Sikap toleransi itu termasuk memberikan kesempatan beribadah sesuai agama masing-masing. Meski ditengah kehidupan serba hiterogen, namun jika tetap dijunjung tinggi, maka perdamaian bukan merupakan keniscayaan.
Ditambahkan, sikap tolerans juga disebut akhlak Indonesia dengan tidak mencampur adukkan ajaran agama satu dengan lainnya, melainkan tetap saling menghormati menghargai keyakinan masing-masing.
Terkait dengan hal ini atau di Bali khususnya, generasi muda Islam hendaknya bisa beradaptasi dengan menghormati kearifan lokal yang ada. Seperti prosesi pelaksanaan Nyepi dengan tidak megeraskan suara adzan jika waktu sholat tiba.
Dalam kesempatan kemarin, genarasi muda Islam juga diajak untuk menjauhi cara cara kekerasan agar iklim kebangsaan dan system demokrasi yang telah terbentuk tetap semakin terjaga. Caranya cukup dengan santun jika mengutarakan pendapat tanpa kekerasan.
"Inilah akhlak Indonesia yang harus dikembangkan oleh generasi muda Islam yakni dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan," paparnya ditengah undangan puluhan umat nadhiyin, mahasiswa pelajar dan masyarakat lainnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia, Rifa’i dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dipilihnya tema pada malam pengajian tersebut untuk membangun akhlak dan mental agar tetap terjaga dengan baik atau ditengah masyarakat terlebih lagi di Bali.
“Salah satu sebab mengapa Rasulullah diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak. Inilah mengapa tema pengajian umum ini kami pilih,” ungkap Rifa’i.
Acara pengajian kemarin juga diisi dengan dengan kegiatan zikir dan doa bersama untuk kemaslahan umat dan perdamaian bangsa Indonesia. (Cia)
Komentar