Forum Irigasi Dunia Diharapkan Majukan Irigasi Untuk Ketahanan Air dan Pangan
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menghadiri Forum Irigasi Dunia ke 3 dan Pertemuan Dewan Eksekutif International ke 70 Komisi International Untuk Irigasi dan Drainase,di BNDCC, Nusa Dua, Badung, Senin (2/9). Ist
BADUNG - Gubernur Bali diwakili oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menghadiri Forum Irigasi Dunia ke 3 dan Pertemuan Dewan Eksekutif International ke 70 Komisi International Untuk Irigasi dan Drainase,di BNDCC, Nusa Dua, Badung, Senin (2/9).
Dalam sambutan selamat datangnya , Wagub Cok Ace menyampaikan apresiasinya dan merupakan suatu kehormatan dan kepercayaan bagi Pemprov Bali sebagai tempat penyelenggaraan even International ini.
Sebagai pulau tujuan pariwisata dunia,masyarakat Bali memiliki tata kehidupan dengan kebudayaan dan spiritualitas tinggi yang diwadahi di Desa Adat. Bali juga memiliki banyak warisan budaya yang adi luhung dari para leluhur yang salah satunya adalah sistem pengelolaan irigasi yang bernama Subak. Subak merupakan budaya agraris tradisional berdasarkan nilai kearifan lokal Bali yang sudah mendunia,bahkan UNESCO telah menetapkan subak beserta manifestasinya sebagai warisan budaya dunia. "Untuk itu saya berharap pertemuan ini menjadi forum berbagi wawasan,pengalaman serta pengetahuan guna memajukan irigasi dalam upaya menjaga ketahanan air dan pangan kita, " imbuhnya.
Sementara itu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono dalam sambutannya menyampaikan bahwa enam tahun yang lalu fokus dari pertemuan adalah irigasi dan drainase di dunia yang berubah, tantangan dan peluang untuk ketahanan pangan global. Sedangkan tiga tahun lalu kami meningkatkan fokus pada air manajemen dalam dunia yang berubah, memformulasikan peran irigasi untuk pangan berkelanjutan dan untuk tahun ini kita fokus pada pengembangan air, makanan dan nutrisi.
Perubahan tema ini sebagai respons terhadap arus dan tantangan di masa depan. Di tahun 2050 produksi pangan juga ditingkatkan dua kali lipat untuk memenuhi permintaan populasi dunia yang terus bertambah. Disisi lain daratan dan ketersediaan air menjadi terbatas. Untuk itu memerlukan strategi yang kuat dan inovatif untuk memerangi kelaparan dan untuk mengakhiri kemiskinan di pedesaan. "Forum ini saya harapkan menghasilkan ide-ide baru,membawa solusi untuk masa depan air dan makanan, " tuturnya.
Forum Irigasi Dunia yang berlangsung dari tanggal 1-7 September 2019 turut dihadiri oleh Presiden ICID , Presiden World Water Council , Para Menteri terkait dari Negara Mesir, Malaysia, Nepal dan Srilanka serta undangan lainya. (*/Cia)
Komentar