Pewarta Gelar Diskusi Bedah Permasalahan Pertanian Tabanan
foto : istimewa
TABANAN - Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti diwakili Asisten I Setda Tabanan I Wayan Miarsana membuka diskusi publik tentang "Posisi Tawar Pertanian Tabanan dalam Wacana Sarbagita" yang digelar Persatuan Wartawan Tabanan (Pewarta) di Gedung Kesenian Ketut Maria, Tabanan, Kamis (28/2/2019)
Bupati Tabanan dalam sambutannya yang dibacakan Asisten I Setda Tabanan I Wayan Miarsana memberikan apresiasi dan dukungannya terhadap diskusi yang digelar Pewarta ini. Bupati berharap dari hasil diskusi publik ini, bisa diperoleh masukan positif untuk pembangunan pertanian di Kabupaten Tabanan ke depannya.
Disebutkan, sebagai daerah agraris potensi pertanian di Kabupaten Tabanan cukup besar. Untuk membangun dan memanfaatkan potensi pertanian yang besar tersebut berbagai program telah dilaksanakan. Baik oleh Pemkab Tabanan sendiri melalui instansi terkait, swasta maupun komponen masyarakat lainnya.
Hal senada diungkapkan Wayan Suandra dari Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan yang menjadi salah satu narasumber yang menegaskan sampai saat ini Kabupaten Tabanan masih menjadi lumbung berasnya Provinis Bali. "Meski setiap tahun luas lahan sawah di Kabupaten Tabanan mengalami penyusutan, namun sampai saat ini Kabupaten Tabanan masih menjadi produsen beras terbesar di Bali," katanya.
Narasumber lainnya I Gde Made Metera yang menjabat sebagai Rektor Universitas Panji sakti Singaraja mengemukakan selain memiliki sejumlah kelemahan, Kabupaten Tabanan juga memiliki kekuatan besar. Khusus di bidang pertanian, konsultan Perencanaan Pembangunan kelahiran Tabanan ini memberikan sejumlah saran di antaranya membangun pertanian secara terintegrasi dengan sektor lainnya seperti budaya dan pariwisata.
Demikian juga Made Adnyana Ole, wartawan kelahiran Tabanan yang saat ini tinggal di Singaraja selaku narasumber menyarankan membangun Pertanian Tabanan perlu juga dilakukan melalui internet.
"Produk pertanian Tabanan sudah memiliki nama atau brand tersendiri di Bali yang bisa dijual melalui media online setelah dilakukan beberapa sentuhan. Misalnya dari segi kualitas, pengemasan dan promosi," katanya.
Narasumber lainnya, Yoyo Raharyo dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengemukakan meski potensi pertanian di Tabanan besar, namun selama ini jarang ditampilkan di media massa. Kalah jauh dengan kasus-kasus kecelakaan, bunuh diri dan esek esek yang hampir setiap hari memenuhi halaman media massa.
"Padahal ada sisi-sisi menarik di Pertanian Tabanan yang bisa ditampilkan di media massa maupun media sosial agar bisa dikenal lebih luas," katanya.
Selain menghadirkan empat orang narasumber, diskusi publik yang baru kali pertama digelar Pewarta ini juga dihadiri puluhan orang yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan pertanian di Kabupaten Tabanan. (Rls/Cia)
Komentar