Buka Bulan Bahasa Bali, Koster ‘Nyurat Lontar’ Bareng Ribuan Pelajar dan Mahasiswa
- 02 Februari 2019
- 08:38 WITA
- Sosial Budaya
- Bali
Gubernur Bali, I Wayan Koster ‘Nyurat Lontar’ Bareng Ribuan Pelajar dan Mahasiswa saat pembukaan bulan bahasa Bali di Art Center, Jumat (1/2). Foto : Ist/Humas
DENPASAR -Membaur dengan seribu pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi se-Bali, Gubernur Wayan Koster didampingi Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster ‘nyurat lontar’ (menulis Aksara Bali di atas daun lontar, red) di lantai bawah Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, Jumat (1/2).
‘Nyurat lontar’ yang digelar secara massal ini sekaligus menandani pembukaan Bulan Bahasa Bali yang akan berlangsung selama sebulan penuh dari tanggal 1 hingga 28 Februari 2019 di seluruh Bali. Seluruh lontar yang telah bertuliskan Aksara Bali ini akan dipamerkan di Taman Budaya, 26 hingga 28 Fabruari mendatang.
Gubernur Wayan Koster dalam sambutannya kembali menegaskan komitmennya untuk memberi perhatian pada pembangunan di bidang budaya. Komitmen itu telah diimplementasikan dengan keluarnya Pergub Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali dan Pergub Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
Menurut Koster, busana adat dan bahasa merupakan unsur budaya sangat penting yang merupakan identitas manusia Bali. “Bahasa dan Aksara merupakan intinya Budaya Bali dan menjadi dasar dalam pembangunan di berbagai bidang,” ujarnya.
Lebih jauh, pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDIP Bali ini mengungkapkan kekhawatirannya terhadap makin surutnya minat masyarakat khususnya kalangan generasi muda menggunakan Bahasa Bali. Menurut dia, salah satu faktor yang cukup mempengaruhi perkembangan Bahasa Bali adalah era globalisasi yang membawa dampak pada berbagai sendi kehidupan.
Menyikapi persoalan tersebut, Koster berharap semua pihak turut berperan aktif dalam mengawal pelaksaanaan Pergub Nomor 79 dan 80 Tahun 2018 yang terkait dengan upaya pelestarian budaya. Tak hanya unsur pemerintah dan lembaga pendidikan, Koster juga sangat berharap dukungan dari komponen swasta.
Ia pun mengingatkan agar Bahasa Bali tak semata diterapkan dalam ajang-ajang tertentu seperti Bulan Bahasa Bali atau perlombaan, namun dapat diterapkan dalam komunikasi sehari-hari. “Jangan malu berbahasa Bali dan berbusana Bali, harus bangga karena itu identitas kita,” imbuhnya.
Pada bagian lain, Gubernur Koster menerangkan pula tentang Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang dijalankan melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana. Nangun Sat Kerthi Loka Bali mengandung makna, menjaga kesucian dan keharmonisan lam Bali beserta Isinya, untuk mewujudkan kehidupan Krama Bali yang sejahtera dan bahagia, sakala-niskala menuju kehidupan krama dan gumi Bali sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan Melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tiga hal yang menjadi fokus perhatiannya yaitu alam, manusia dan budaya. Ia berpendapat, alam, manusia dan budaya merupakan yang yang prinsip dan fundamental. Setahun ke depan, Koster akan fokus untuk merancang regulasi untuk menata seluruh aspek yang berkaitan dengan alam, manusia dan budaya Bali. “Tahun ini kita menyiapkan 22 Perda lengkap dengan Pergubnya. Dan saya akan terapkan secara tegas,” tandasnya.
Sementara itu, Plt. Kadis Kebudayaan Provinsi Bali I Putu Astawa menjelaskan bahwa pelaksanaan Bulan Bahasa Bali selama sebulan penuh akan dimeriahkan festival dan berbagai lomba dari tingkat kabupaten/kota hingga desa di Pulau Dewata.
Sejumlah kegiatan terkait dengan pengembangan dan pelestarian Bahasa Bali yang akan dilaksanakan seperti festival nyurat lontar massal, lomba komik online berbasis bahasa, aksara dan sastra Bali, lomba pembuatan meme berbasis bahasa, aksara, dan sastra Bali, lomba postingan status berbahasa Bali di media sosial, serta lomba vlog berbahasa Bali, debat berbahasa Bali, lomba puisi berbahasa Bali dan sebagainya.
Selain lomba, juga akan diadakan seminar, pameran, pertunjukan, serta penganugerahan penghargaan. Putu Astawamenambahkan, pelaksanaan Bulan Bahasa Bali yang pertama ini mengusung tema Nangun Sat Kerthi Loka Bali Malarapan Antuk Ngrajegang Bahasa, Aksara lan Sastra Bali. “Kegiatan ini juga mengacu pada Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali," ujarnya.
Acara pembukaan Bulan Bahasa Bali dihadiri pula oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), Wakil Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Tjokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati, Ketua Dharma Wanita Provinsi Bali Ny. Widyasmini Indra, pimpinan OPD Pmeprov Bali, Bupati/Walikota dan Pimpinan Forkompimda. Acara pembukaan Bulan Bahasa Bali ditandai pemukulan kentongan. (*/Cia)
Komentar