Pertemuan IMF-Bank Dunia, Lonjakan Konsumsi BBM Diprediksi Meningkat 30 Persen
foto : istimewa
DENPASAR - Pertamina memprediksi akan terjadi lonjakan hingga 30 persen konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) selama perhelatan internasional kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua Kabupaten Badung.
Karenanya, dalam rangka melayani kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas selama pertemuan IMF dan Bank Dunia, PT Pertamina (Persero) menyiagakan 5 Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) dan 2 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU). TBBM dan DPPU tersebut disiagakan 24 jam selama acara kegiatan berlangsung.
Unit Manager Comm & CSR MOR V, Rifky Rakhman Yusuf mengatakan 5 TBBM yang disiagakan Pertamina untuk kegiatan Annual Meeting IMF dan World Bank 2018 itu adalah TBBM Sanggaran, TBBM Manggis, TBBM Reo, TBBM Maumere, dan TBBM Ende. Sedangkan 2 DPPU adalah DPPU Ngurah Rai dan DPPU Labuan Bajo.
“Semua TBBM ini disiagakan 24 jam dengan fasilitas eksisting dan ada juga fasilitas tambahan untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi BBM selama event berlangsung,” katanya dalam rilis Kamis (4/10/2018).
Pihaknya mempresikdi saat saat pelaksanaan pertemuan lembaga keuangan dunia ini, akan terjadi lonjakan konsumsi BBM di Bali dengan rata-rata 30 persen dari konsumsi harian.
Puncaknya, akan terjadi antara H-7 dan H+7 ketika delegasi dan peserta kegiatan tersebut mulai berdatangan hingga seminggu setelah acara puncak selesai.
Diketahui, ada 20.000 peserta dari 189 negara akan menghadiri acara yang berlangsung dari 5-8 Oktober 2018.
Untuk itu, Pertamina mengantisipasi dengan menyiapkan fasilitas tambahan penyaluran pada TBBM dan SPBU ring 1 dari venue acara yang berada di Denpasar dan Badung.
Disebutkan, untuk Labuhan Bajo diperkirakan terjadi kenaikan konsumsi 18,75 kilo liter per hari dengan asumsi 5.000 peserta yang akan berkunjung ke wilayah di Nusa Tenggara Timur itu.
Avtur juga diperkirakan akan terjadi kenaikan penyaluran 30 persen di DPPU Ngurah Rai. Asumsinya, terjadi kenaikan kenaikan penerbangan dari rata-rata 16 pesawat per jam menjadi 30-36 pesawat per jam.
Sedangkan DPPU Labuhan bajo diperkirakan akan terjadi kenaikan jumlah penerbangan dari 15 pesawat per hari menjadi 48 pesawat per hari.
“Dengan 15 penerbangan penyaluran 15 Kiloliter per hari maka dengan 48 penerbangan pesawat akan terjadi kenaikan menjadi 48 Kiloliter per hari,” demikian Rifky. (Cia)
Komentar