Siap Ngayah, I Made Satria Dorong Pembangunan Infrastruktur Nusa Penida
I Made Satria, Caleg nomor urut 1 untuk DPRD Kabupaten Klungkung dapil Nusa Penida dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan). Foto : Ist
KLUNGKUNG - Proses pendaftaran calon legislatif (caleg) telah resmi ditutup KPU. Sejumlah nama siap bersaing merebut kursi wakil rakyat. Di antara sekian banyak calon wakil rakyat, salah satunya adalah I Made Satria. Caleg nomor urut 1 untuk DPRD Kabupaten Klungkung dapil Nusa Penida dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) bertekad membangun wilayahnya.
Ya, I Made Satria merupakan pengusaha properti sukses. Pria asal Dusun Sental, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida itu kiprahnya sudah diketahui masyarakat. Ia banyak membantu kegiatan sosial kemasyarakatan dan pembangunan pura. I Made Satria merogoh kocek pribadinya yang ia sisihkan dari keuntungan berbisnisnya.
Hanya saja, kekuatan modal pribadi terbilang terbatas untuk membantu problematika yang dihadapi masyarakat Klungkung, khususnya Nusa Penida. Alhasil, upaya dari kakak Ketut Leo itu untuk membangun daerahnya masih sebatas pada wilayahnya berada. I Made Satria ingin memperluas jangkauannya. Ia menemukan celah untuk membangun Klungkung, khususnya Nusa Penida tanpa terkendala anggaran. Ya, menjadi calon legislator adalah salah satu upayanya membangun Klungkung.
Baginya, membangun Bali tak bisa hanya terfokus pada wilayah daratan saja. "Dengan sendirinya, siapapun yang jadi pemimpinnya, Bali harus dikelola secara komprehensif. Saya sangat sepakat dengan konsep gubernur terpilih 2018, Wayan Koster, bahwasanya beliau mengonsep Bali dengan one island one management. Artinya, Bali ini satu pulau, satu tata kelola dan satu perencanaan," kata I Made Satria saat berbincang dengan Kabarbali.com, Rabu 18 Juli 2018.
Jika Pulau Bali diumpamakan sebagai seekor ayam, I Made Satria menyebut kepalanya berada di Karangasem dan Bangli, badannya berada di Gianyar, Denpasar dan Badung serta ekornya itu berada di Tabanan, Singaraja dan Jembrana. "Telurnya itu di Kepulauan Nusa Penida. Dengan sendirinya siapapun yang menjadi pemimpin Bali harus memperhatikan Nusa Penida," tegas dia.
Yang dimaksudnya memberi perhatian adalah membangun Nusa Penida secara sekala dan niskala. "Untuk membangun Nusa Penida membutuhkan dana cukup besar. Sejauh ini, pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten sudah mengupayakan. Namun, apa yang sudah dilakukan itu belum cukup. Karena itu, pemimpin Bali ke depan harus memberi anggaran memadai dan cukup untuk membangun Nusa Penida," ujarnya.
"Selama ini kita berharap Nusa Penida akan bisa maju. Namun, kemajuan itu bisa tercapai apabila dari awal sudah didesain tata ruangnya. Yang menjadi prioritas adalah infrastrukturnya terlebih dahulu," tambah I Made Satria. Pria ramah ini melanjutkan, mustahil Nusa Penida bisa maju jika infrastrukturnya tak dibenahi, tidak didesain dari awal secara menyeluruh dan terintegrasi.
Bagi I Made Satria, merancang infrastruktur dan pembangunan Nusa Penida penting dilakukan sejak dini. "Kita tidak mau Nusa Penida itu kebablasan. Sekarang saja belum maju, tapi kelihatannya sudah begitu krodit. Seperti sekarang ini, kita baru akan memulai ke arah kemajuan. Tetapi saat ini seolah-olah Nusa Penida itu sudah maju berpuluh-puluh tahun lamanya. Krodit," tegas dia.
Salah satu penyebabnya yakni infrastruktur yang belum tertata dengan baik. Ia meminta kepada pemimpin Klungkung dan Bali agar infrastruktur Nusa Penida didesain sedemikian baik, sehingga kemajuan yang diharapkan benar-benar ditata dengan baik, tidak seperti Kuta yang sudah terlanjut kebablasan.
"Infrastruktur yang saya maksud utamanya transportasi jalan. Itu harus dibenahi. (Jalan) yang sudah ada saat ini sangat sempit. Saya sering mengajak rekanan saya dari mancanegara ke Nusa Penida. Mereka selalu bertanya kepada saya kenapa jalan di sini sempit seperti gang," tutur dia.
"Kalau jalannya seperti ini, susah bagi Nusa Penida untuk maju. Dan, susah juga bagi investor masuk. Kalau tidak disediakan, dibenahi oleh pemerintah, investor tak akan mau berinvestasi dalam jumlah besar dalam hal infrastruktur. Oleh karenanya, pemerintah harus menediakan itu terlebih dahulu. Kalau sudah dipenuhi, maka dengan sendirinya investor berbondong-bondong akan datang ke Nusa Penida untuk membangun sesuai dengan apa yang menjadi potensi yang bisa dibangun dan dikembangkan," jabar I Made Satria menyudahi. (*)
Komentar