Tangani Dampak Erupsi, Basarnas-Pasebaya Agung Jalin Kordinasi
Temu muka Basarnas Denpasar-Pasebaya Agung dalam upaya kordinasi penanganan dampak erupsi Gunung Agung. Foto : Oke
KARANGASEM – Jajaran Basarnar Denpasar dan Pasebaya Agung Karangasem temu muka guna melakukan kordinasi dampag erupsi Gunung Agung yang dikhawatirkan akan berkelanjutan. Pertemuan sekaligus melakukan upaya komunikasi lebih intensip guna memudahkan mengambil sikap dan bergerak bersama dalam melakukan penanganan.
“Saya melalukan komunikasi dalam memudahkan mengambil sikap dan begerak bersama dan terkoordinasi dengan baik,” kata kepala Basarnas Denpasar, Gede Ardana disela-sela kunjungan di Markas Pasebaya Agung, Karangasem. Selasa kemarin.
Meski kesadaran warga sekitar lereng Gunung Agung sudah semakin tinggi akan dampak bahaya Gunung Agung, namun Ardana menegaskan, erupsi sewaktu waktu bisa terjadi dan masih berbahaya. Untuk itu, warga Kawasan Rawan Bencana (KRB) diharapkan lebih waspada mengingat kondisi Gunung Agung masih aktif.
Ardana mengaku, jajarannya selalu siap siaga 24 jam jika seaktu waktu warga meminta evakuasi jika merasa tidak aman akibat peningkatan aktivitas Gunung Agung. Untuk itu, personil dari Pos SAR Karangasem siap sedia dengan menggunakan 1 unit truk personil.
"Personil di Pos SAR Buleleng juga sudah siap dan akan bergerak ke arah Kubu untuk membantu evakuasi warga dan tim rescue di Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar yang berada di Jimbaran juga siap untuk dikerahkan," ujarnya.
Ardana juga mengatakan bahwa masyarakat harus sigap namun jangan panik, sehingga tidak terjadi kekacauan arus evakuasi. Namun jika warga melakukan evakuasi disarankan agar tetap berhati-hati dengan mengikuti arahan dari para petugas.
Pada kesempatan itu, pihaknya juga memberikan apresiasi terhadap dedikasi Pasebaya Agung yang sudah bekerja sepenuh hati membantu pemerintah memberikan informasi perkembangan Gunung Agung. Bahkan Pasebaya juga ikut mengarahkan titik yang dijadikan tempat pengungsian.
Sementara itu, Ketua Pasebaya Agung I Gede Pawana menambahkan, dukungan dan kerjasama tersebut dapat mengoptimalkan bantuan warga KRB dari 28 desa. “Kami siap berkodinasi demi keselamatan warga di lereng gunung, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ucap Pawana.
Pada Senin malam tiba- tiba masyarakat sekitar Gunung Agung dikejutkan letusan disertai dengan suara ledakan keras disertai dengan lontaran batu pijar. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman.
Erupsi bersifat eksplosif melontarkan batu pijar karena ada tekanan dari dalam kawah. Sifat magma yang lebih cair dibandingkan letusan tahun lalu juga menyebabkan mudahnya terjadi lontaran batu pijar. Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km. Hutan di sekitar puncak kawah Gunung Agung terbakar sehingga api menyala cukup besar du beberapa bagian. (Oke/Cia)
Komentar