Angkat Tema ”Giri Amertaning Bhuana”, Festival Budaya Pertanian Ke-7 Kembali Digelar
Foto : Ist/Hms
BADUNG – Festival Budaya Pertanian (FBP) Kabupaten Badung kembali digelar. Event ini merupakan acara pagaleran ke 7 dan telah sukses dan dinilai bermamfaat bagi semua kalangan. Event ini juga tidak lepas sosok kepemimpinan Bupati Nyoman Giri Prasta, S.Sos. dan Wabup Drs. Ketut Suiasa, S.H, sehingga festival ini terus digelar setap tahun sebab dinilai sangat bermanfaat bagi petani dan sektor pertanian di Bumi Keris ini.
FBP yang ke-7 ini akan digelar pada 19-22 Juli mendatang. Di Bawah duet Giri Prasta dan Suiasa, petani di Badung diproteksi mulai hulu hingga hilir. Di hulu, petani memperoleh bantuan bibit unggul, di tengah memperoleh bantuan pupuk, bantuan teknologi pengolahan serta budi daya sehingga menghasilkan produk yang berkualitas, serta di hilir petani pun memperoleh pendampingan di bidang pemasaran.
Masih di hilir, Bupati Giri Prasta segera meluncurkan aplikasi pertanian bertujuan memangkas kalangan spekulan yang selama ini merugikan petani. Lewat aplikasi ini, Ia berharap, petani bisa memiliki akses langsung dengan pasar tanpa melalui spekulan. Dengan begitu, harga jual yang diterima petani pun dipastikan lebih tinggi dan kesejahteraan petani dipastikan bisa segera terwujud.
Dalam FBP kali ini, petani memperoleh ketiganya mulai hulu, tengah, hingga hilir. Hal itu terungkap saat jumpa media yang digelar Dinas Pertanian terkait FBP, Jumat (22/6) lalu, di Agro Wisata D’Alas Banjar Jempanang, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung.Plt.Kadis Pertanian Jro Mangku Gede Oka Swadiana didampingi, salah satu Kepala Bidang Luhde Suparmi, Kabag Humas Badung Putu Ngurah Thomas Yuniartha.
Acara ini juga menampilkan dihadiri sejumlah praktisi seperti pengusaha kopi dari Bali Beans Bu Sari,Asosiasi Pengusaha Hortikultura (Aspehorti) Bali I Wayan Sugiarta serta Aspehorti Badung Nyoman Cita.Festival kali ini, bertema Giri Amertaning Bhuana,bermakna Badung Utara merupakan kawasan hutan dan gunung. Giri bermakna gunung adalah sumber kehidupan karena gunung menangkap uap air menjadi hujan. Hujan atau air adalah sumber kehidupan.
Menurutnya, gunung dengan hutannya juga kaya dengan sumber hayati kehidupan. “Dengan demikian, gunung adalah sumber amertanya bhuana,” tegas Oka Swadiana yang kini Kadis Perikanan tersebut.Tujuan FBP, untuk menjaga image kawasan Badung Utara, menggali spirit budaya pertanian, dan menciptakan market untuk terjadinya transaksi.
“ Selain itu untuk menginisiasi tumbuhnya sinergi pertanian dan pariwisata, serta merintis tumbuhnya ekonomi kreatif dan daya saing yang berbasis pada sektor pertanian, seperti buah buahan, sayur, dan hasil kebun kopi, Manggis, jeruk, yang sekarang sudah masuk hotel dikawasan Nusa Dua, Kuta dan Supermarket,” jelas Oka Swadiana.
Ia menjelaskan, hal inisejalan dengan program Nawacita Presiden Joko Widodo yakni berkepribadian di bidang budaya, membangun dari pinggiran dan desa serta hadirnya pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi local,“ Badung memiliki pontensi besar untuk memasok semua kebutuhan hotel dan restaurant, hanya saja produksinya terkadang fluaktasi, dan belum bisa menjaga kualitas produksi sesuai standar hotel, “ imbuh praktis Holtekultural Wayan Sugiarta.
Nilai strategis festival Budaya Pertanian di areal Jembatan Tukad Bangkung Pelaga Petang,19-22 Juli 2018 tersebut.Ia mengatakan, sangat berdampak positif, karena selain mempromosikan potensi pertanian, juga pariwisata. Karena kegiatan ini diisi juga dengan pembukaan dan pawai budaya pertanian, penandatanganan memorandum of understanding (MoU) serta corporate Social responsibility (CSR).
Juga pameran produk pertanian disiapkan di 40 stan, serta pentas seni. Kegiatan lainnya berupa demo kuliner dan pasar rakyat, gathering/keakraban masyarakat dengan wisatawan, lomba-lomba (ada 12 jenis lomba), terakhir penutup dan evaluasi.
Soal jenis lomba, Oka Swadiana merinci, terdiri atas pawai kesenian, stan pameran, karya ilmiah PPL, teknik penyuluhan, kuliner, carving buah dan gebogan. Lomba lainnya berupa membuat topi klangsah, merangkai bunga, membuat hidroponik mini, mewarnai untuk tingkat SD, serta membuat jajan upakara.
Ditanya mengenai peserta pameran, Oka Swadiana memastikan berasal dari 6 kecamatan di Badung, sejumlah OPD di Badung seperti Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas P2KB P3A, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil dan Badan Pendapatan Daerah.
Peserta lainnya berasal dari OPD kabupaten lainnya seperti Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli dan Dinas Pertanian Kota Denpasar. Yang lain tujuh desa di Kecamatan Petang, Desa Wisata Belok Sidan, SMKN 1 Petang, Aspehorti Bali, Bali Beans, Koperasi Merta Bhuana, Koperasi Mengani Kintamani Bali, KTNA dan BPD Bali, PLN, TTIC, Sari Untung dan Petrokinia Gresik.
Adanya kesan FBP berjalan sukses jika terhindar dari kesan monoton, Oka Swadiana menegaskan, festival kali ini memiliki inovasi dengan kegiatan-kegiatan baru. Di antaranya stan kopi dengan menampilkan Barista plus Jegeg Bagus plus akuistik dan video kopi), penyempurnaan lay out, Badung Fun Run Festival 2018, dan optimalisasi peran desa lokus.
Pembaruan lainnya berupa menambah nuansas daya saing pertanian, optimalisasiperan KWT dan masyarakat setempat, optimalisasi peran pelajar dan generasi muda sebagai media edukasidan investasi, pertanian hemat lahan hidroponik, inovasi buddaya bawang dan cabai, inovasi pelayanan publik, penguatan desa wisata, evaluasi MoU dengan kabupaten lain serta MoU dan CSR dengan BPD Bali, BTN, PLN dan PDAM Badung. (Lbc)
Komentar