Polres Karangasem Geber Kasus Dugaan Pembunuhan Gek Candra
Suasana pemeriksaan saksi di Polres Karangasem dugaan pembunuhan bocah Malang, Gek Candra. Foto : Oke
KARANGASEM - Kasus tewasnya balita malang Gek Candra 1,3 tahun atau Ni Kadek Candra Dinata belakangan ini terus digeber. Pengacara keluarga korban Siti Sapurah alias Ipung kemarin kembali membawa lima saksi ke penyidik Polres Karangasem. pihak penyidik sendiri langsung memeriksa dan minta keterangan dari saksi saksi tersebut. diantara saksi yang dibawa adalah I Gede Surata orang tua korban, Ketut Agus Suartika, Wayan Pipil yang juga kakek korban dan nenek korban Ni Nyoman Sukanti.
Sejauh ini pihak keluarga dan juga pengacara keluarga korban mengakui ada warga yang juga kerabatnya di curigai sebagai pelaku atau terduga. Bahkan orang tersebut sempat menghilang beberapa hari usai Gek Candra ditemukan meninggal dunia. Orang ini sendiri sempat ikut mencari, ketika sudah ditemukan yang bersangkutan menghilang. Sementara Ipung mengakui kalau pemeriksaan saksi ini untuk BAP Tambahan karena selama ini merupakan saksi tambahan yang belum sempat di BAP. Selaian itu TKP juga tidak ada di BAP, BAP hanya dilakukan di Polsek Sidemen.
Ipung mengakui saksi saksi ini menguatkan satu terduga. Saksi ini sendiri memang masih satu keluarga dengan korban. Bahkan terungkap juga empat saksi sempat melihat terduga ada di TKP tempat gek Candra menghilang dan akhirnya ditemukan meninggal tidak jauh dari sana. “Saat itu orang yang kita curigai sebagai pelaku sempat dilihat saksi ada di dekat TKP dan mengaku akan mencari tuak,” ujar Ipung.
Ipung sendiri juga menjelaskan kalau kasus ini ada masalah dendam keluarga diantaranya masalah warisan dan juga masalah keluarga lainya. rumah korban sendiri jauh dari pemukiman warga sementara terduga ada satu pekarangan dengan korban.
Ada bukti petunjuk saat Gak Candra sudah ditemukan meninggal tidak satu keluarga ini yang melihat, malah ada kesan mereka syukuran. Sempat ada melihat kalau mereka mengintip di tembok sambil lempar senyum dan tertawa. Sementara untuk soal Telur yang ditemukan di Lambung Gal Candra saat di otopsi belakangan diketahi dikasi sang Bibi. Bahkan yang bersangkutan juga telah mengakui mengasi telur goreng tersebut kepada balita malang ini. Hanya saja saat keluarga korban ingin mencari ke rumah kerabat yang di curigai tersebut pihak terduga melarang keluarga Gek Candra masuk rumah mereka.
“Siapa mereka yang menghalangi masuk kerumah tersebut, ada mengarah ke persekonkolan,” ujarnya. Karena itu Ipung menduga kalau pelaku atau terduga bahkan tersangka bisa lebih dari satu orang. “Maaf kalau alibi saya pelakunya lebih dari satu orang…ini upaya pembunuhan yang sangat terencana…maaf sekali lagi kalau saya mendahului penyidik,” ujar perempuan yang juga aktifis perempuan Bali tersebut.
Selaian itu ada juga dugaan kesengajaan mengaburkan kasus ini. Kok bisa? Ipung mengaku mendapat petunjuk dari petugas Polsek Sidemen yang mengantarnya ke TKP lalu. Petugas tersebut mengatakan kalau polisi mengambil terduga pelaku maka aka nada dendam dari keluarga tersebut. menurut Ipung hal ini tidak boleh terjadi. Pembunuhan adalah kejahatan kemanusiaan apalagi korban adalah anak anak.
Satu lagi temuan Ipung namun sayang tidak sempat dilakukan pengecakn di Vagina Gek Candra. Ipung kembali beralibi kalau ada kemungkinan korban juga jadi korban kekerasan atau pelecehan seksual. “Selain dendam bisa juga karena kasus seksual,” ujarnya. Karena sesuai dengan kebiasan pelaku fedofil yakni dengan mengiming imingi korban. Ini juga terjadi dengan Gak Candra yang diberikan makan telor terlebih dulu. “Ya hanya saja sayang tidak dilakukan pemeriksaan kepada vagina korban, mudak mudahan nantinya motif ini terungkap,” ujarnya.
Karena untuk laki laki berumur sekitar 70 tahun dan tinggal sendiri ada peluang untuk melakukan kasus seksual menyimpang. Soal sempat ada masalah keluarga dengan terduga juga pernah diungkapkan orang tua Gek Candra.
Sementara itu, Paman Gek Candra, Made Supiarta yang tinggal di Dusun Telengis mengakui kalau sebelum meninggal anak tersebut sempat dia mandikan sehari sebelumnya dan di pasang pempes. Karena memang anak ini kerap datang kerumahnya dan sangat dekat dengan dirinya.
Dilain pihak, Kasat Resrim Polres Karangasem AKP Decky Hendra Wijaya mengakui kalau keterangan dari saksi masih terputus putus. Polisi masih kesulitan menyambungkan keterangan saksi dengan alibi yang ada. Soal Telor yang dimakan Gek Candra menurut Decky memang sempat ada mengakui kerabat korban memberikan telor tersebut.
hanya saja bukti yang menguatkan seperti telor itu dai mana dan bukti lainya yang menguatkan seperti piring dan juga sendok juga tidak ada. Pihaknya sependapat kalau Gek Candra di bunuh hanya saja polisi masih terus memperdalam untuk mengejar pelaku. Selaian itu saat korban ditemukan di got pinggir jalan juga langsung diangkat begitu saja sehingga beberapa bukti hilang atau kabur. (Oke)
Komentar