Sukses Tangani Sampah Plastik, Badung Luncurkan Inovasi Batik
Wabup Badung, I Ketut Suiasa ditengah-tengah peluncuran program inovasi Batik di Wantilan Sabha Budaya Desa Adat Sempidi, Kecamatan Mengwi. Minggu (27/5). Foto : Ist
BADUNG - Setelah sukses meluncurkan program Gotik (Gojek sampah plastik), Pemkab Badung melalui melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) kembali meluncurkan program inovasi bernama Batik (Badung Anti Kantong Plastik). Program ini diharapkan bisa menangani persoalan pengelolaan sampah plastik dengan benar sebab cukup berbahaya bagi lingkungan.
Program Inovasi Batik ini resmi diluncurkan di Wantilan Sabha Budaya Desa Adat Sempidi, Kecamatan Mengwi. Minggu (27/5) kemarin. Peresmian dilakukan Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa disaksikan sejumlah kalangan termasuk pejabat teras Kabupaten Badung, Ketua PHDI Badung, Ketua Majelis Madya Desa Pekraman Badung, Camat Mengwi, Lurah Sempidi, 13 Krama Banjar Adat, PKK, LPD, Kepala Sekolah, Kepala Pasar Adat, Kepala STT, Kepala Puskesmas, dan kurang lebih 1500 orang krama dari Desa Adat Sempidi dan Kwanji.
Untuk tahap awal, dua desa adat yakni Desa Adat Sempidi dan Kwanji dijadikan sebagai proyek percontohan. Ke depan, program Inovasi terkait pegelolaan sampah tersebut diharapkan bisa diterapkan di seluruh Desa Adat di Badung.
Dalam kesempatan tersebut, Wabup Suiasa menegaskan, program inovasi Batik sesungguhnya merupakan program berbasis kearifan lokal dengan memberi ruang dan kewenangan penuh kepada desa adat untuk mengatur penggunaan kantong plastik.
Harapannya dengan pengelolaan yang benar, sampah plastik tidak membahayakan lingkungan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
“Semoga inovasi Batik ini bisa bermanfaat nyata untuk mengurangi penggunaan kantong plastik,” kata mantan Wakil Ketua DPRD Badung itu didampingi Ketua DPRD Badung I Putu Parwata dan Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan.
Sementara itu, Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan menambahkan dipilihnya Desa Adat Sempidi dan Kwanji sebagai percontohan inovasi Batik bukan tanpa alasan. Menurut Mantan Kabag Humas Setda Badung, secara geografis Sempidi dan Kwandji paling dekat dengan ibu Kota Badung yakni Mangupura dan Puspem Badung.
Dipaparkan Eka Mertawan, Dipilihnya dua desa adat tersebut juga dikarenakan semangat bersatunya krama Desa Adat Sempidi dan Kwanji dalam merealisasikan visi dan misi Bupati Badung melalui konsep Tri Hita Karana yakni hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan lingkungan.
“Dipilih kedua desa adat ini juga dikarenakan semangatnya dalam realisasi visi dan misi Bupati Badung dalam pelaksanaan konsep Tri Hita Karana,” tegas Eka.
Dengan demikian, penetapan kedua desa adat ini merupakan desa adat pertama di Bali bahkan di Indonesia yang secara terintegrasi mengurangi penggunaan kantong plastik melalui komponen banjar adat, STT, PKK, Pasar Adat, Sekolah SD, SMP, LPD, Kantor Lurah, Puskesmas. (LBc)
Komentar