Sikapi Aksi Teror, Koster Ajak Masyarakat Perkuat Persatuan dan Kesatuan di Bali
foto : istimewa
JEMBRANA - Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster memberi perhatian khusus pada aksi teror bom yang mengguncang Mako Brimob Kelapa Dua Depok dan Surabaya, Jawa Timur. Kandidat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu mengutuk keras aksi tak terpiluji tersebut. Pada saat sama, ia mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban.
Menurut Koster, aksi teror itu tak bisa lagi ditoleransi. "Saya meminta kepada pemerintah, dalam hal ini pihak kepolisian untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelaku teror," tegas Koster di hadapan ratusan warga Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Senin 14 Mei 2018.
Ia menegaskan peristiwa serupa tak boleh terjadi di Bali. Untuk itu, Koster meminta agar Pulau Bali dijaga dengan baik. Keterlibatan masyarakat dalam mengawasi kondisi sekitar amst diperlukan. Di sisi lain, Koster berharap peristiwa ini tak menimbulkan keretakan kerukunan umat beragama yang sudah berjalan apik di Pulau Bali. "Tidak boleh terjadi di Bali. Bali ini harus kita jaga bersama. Jangan sampai peristiwa ini merusak toleransi dan kerukunan antar-umat beragama yang sudah berjalan bagus di Bali. Mari kita pelihara persatuan dan kesatuan yang didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945," ajak dia.
Sebagai daerah wisata, Koster menuturkan situasi Bali harus tetap kondusif, nyaman dan aman untuk seluruh komponen masyarakat Bali. "Agar Bali ini, masyarakatnya bisa menjalankan kehidupannya sehari-hari dengan baik, aman dan nyaman," harapnya.
Di sisi lain, Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Kabupaten Jembrana, Made Kembang Hartawan mengatajan jika partainya, PDI Perjuangan secara tegas mengutuk aksi teror yang terjadi di Mako Brimob dan Surabaya. "PDI Perjuangsn mendorong pemerintah dengan tegas menindak aksi teror yang terjadi di Republik ini. Saya mengimbau agar jangan takut terhadap teror. Aksi ini terjadi di mana saja, bahkan di negara maju seprtti Amerika bisa terjadi," papar dia.
"Yang tidak boleh terjadi adalah kita terprovokasi, diadu-domba oleh aksi teror itu dan akhirnya kita hancur, terpecah belah. Tujuan mereka memang itu. Di Bali ini, khususnya di Jemrana, di mana kerukunan sudah terjalin baik ini harus kita jaga," tambahnya.
Kembang tak habis pikir apa tujuan kelompok teroris melakukan tindakannya. "Sebelumnya masjid, baru-baru ini gereja. Saya tidak tahu ini mahluk apa. Jangan terprovokasi, tetap menyama braya. Apalagi Bali sebagai barometer pariwisata Nusantara harus kita jaga. Jangan sampai ada perpecahan dan keributan. Mari kita jaga wilayah kita masing-masing," demikian Kembang. (*)
Komentar