Hari Keluarga Bumi Diresmikan di Karangasem
Suasana peresmian Hari Keluarga Bumi di Karangasem. Selasa (27/3). Foto : Ist
KARANGASEM - Hari Keluarga Bumi resmi di resmikan di Dusun Putung, Desa Duda Timur, Selat, Karangasem, Bali. penandatangan peresmian dilakukan langsung Ketua Komite Perdamaian Dunia Dr Djuyuto Suntani kemarin.
ikut membubuhkan tanda tangan adalah Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri. Panandatangan dilakukan dalam sebuah batu besar yang didatangkan khusus dari Pura Tap Sai, Rendang sekitar pukul 10.00 wita.
Acara ini dibuka dengan halunan merdu seruling seniman kondang Gus Teja. Gus Teja memainkan dua lagu dalam hajatan untuk perdamaian dunia tersebut. diantaranya adalah Hero atau Pahlawan. “kita semua adalah pahlawan,” ujar Gus Teja, lanjutnya seraya mengatakan kalau kita penghuni bumi adalah keluarga.
Sementara itu Bupati Karangasem Mas Sumatri dalam sambutanya berharap momen ini menjadi kebangkitan Putung dan juga Karangasem. Bahkan dalam kesempatan itu Mas Sumatri meminta agar Komite Presiden Perdamaian Dunia hadir setiap tahun di Karangasem dan di Putung untuk menengang peristiwa besar ini dan bersama sama merayakan hari keluarga Bumi.
Dirinya juga berharap Gong perdamian dunia terlahir dari Karangasem. perdamaian dunia adalah harapan bersama. Itu bisa dimulai dengan saling menghargai antar sesame dan umat beragama. Konsep Tri Hita Karana menurut Mas Sumatri sudah mendasari dari hari keluarga Bumi. Karena semua mahluk Bumi berkeluarga. Dimana dalam konsep Tri Hita Karana ada hubungan manusia dengan sang Pencipta atau tuhan, manusia dengan alam dan manusia dengan manusia.
“Kita semua mahluk bumi adalah keluarga Bumi,” ujarnya.
Mas Sumatri melalui momen ini juga mengingatkan bahaya dis integrasi bangsa karena ada upaya memecah belah persatuan dan kesatuan. Karena itu salah satu solusinya adalah dengan membagun terus komunikasi untuk menekan radikalisme. Mas Sumatri juga menyebut Putung punya aura yang luar biasa.
Terlebih lagi dengan sekarang ini dengan adanya prasasti batu yang diambil dari lereng barat Gunung Agung yang juga punya energy positif luar biasa. Diharapkan nanti akan membuka umat menusia didunia untuk datang ke Putung. Dalam kesempatan itu Mas Sumatri juga menyebut kalau Padang Bai adalah pintu masuk dunia. Bahkan sekarang ini sudah di canangkan Presiden untuk pengembangan Indonesia timur melalui Padang Bai.
Mas Sumatri juga menyebut kalau tanaman Salak merupakan tanaman tua dari jaman dahulu yakni dari Ki Dukuh Sakti.
“Dengan momentum ini mari gaungkan ke seluruh Dunia, kita adalah keluarga Bumi,” ujarnya. dan yang tidak kalah penting jangan lupakan Karangasem karena Karangasem The Spirit Of Bali.
Sementara itu menurut Presiden perdamaian Dunia yang mewakili 202 negara di Dunia mengatakan kalau meresmikan secara syah bahwa tanggal 27 Maret sebagai hari Keluarga Bumi Internasional.
Dr Djuyoto Suntani dalam sambutanya mengatakan kalau Tuhan tidak pernah salah pilih. Menurutnya hari ini mestinya dia berada di Konya, Turki untuk menetapkan Kota Tasaup Dunia.
“Ini sudah kehendak Tuhan,” ujarnya. Karena pada akhirnya dia datang ke Karangasem untuk meresmikan sekaligus mencanangkan Hari Keluarga Bumi.
Puluhan juta tahun sudah usia planet Bumi namun sejauh ini belum punya hari kelahiran dan belum punya hari keluarga.
“Semua mahluk adalah warga Bumi mereka adalah keluarga Bumi,” bebernya. Tambahnya kalau Gunung Agung di Karangasem adalah mahluk Purba Bumi yang luar biasa memberikan kehidupan bagi umat menusia sejak berjuta juta tahun. hanya saja manusia sering lupa dan mengaku serta merasa paling berkuasa atas Bumi.
Sementara itu konsep keluarga Bumi adalah kembali menyatu dengan alam sebagau keluarga besar. Karena itu ketika alam murka seperti Gunung Agung erupsi kalau dilakukan komunikasi dari hati ke hati dengan alam maka tidak akan terjadi apa apa.
Dia sependapat dengan Konsep Tri Hita Karana di Bali karena konsep ini juga menandakan kalau seisi alam adalah keluarga. Yang tidak kalah penting adalah simbul hari Keluarga Bumi dibubuhkan diatas Batu yang juga merupakan keluarga tua Bumi.
Batu adalah peradaban Kuno atau paradaban Pra Sejarah. Sementara di pilihnya Karangasem juga karena berbagai hal. Sementara itu sekalipun barudi Canangkan di Karangasem, hari keluarga Bumi pada saat yang sama sekarang ini juga sudah di rayakan di Kosopo, pecahan Negara Yogoslavia tepatnya di Gijoron. “Walapun baru di canangkan di Kosopo sudah dirayakan sekarang ini…,” ujarnya.
Salah satu terpilihnya kenapa di Karangasem, karena dulu saat Pulau Jawa dan Bali masih menjadi satu dengan nama Pulau Panjang, di ujung timur telah hidup peradaban manusia purba. Sehingga di Karangasem merupakan juga cikal bakal manusia yang sekarang tersebar ke seluruh Dunia.
Di Karangasem sudah ada peradaban jutaan tahun yang tertanam di bawah bumi Karangasem. dengan harapan nanti umat menusia seluruh dunia datang kembali ke Karangasem untuk menyaksikan prasasti hari keluarga Bumi.
Yang tidak kalah menakjubkan adalah sifat sifat kedewataan warga Karangasem. dimana di Bali dengan kekeh mempertahankan semengat dewata termasuk juga di Karangasem. nilai nilai inilah layak diajarkan di seluruh Dunia.
Suntani sendiri mengaku memang sering datang ke Bali, namun baru pertama kali datang ke Karangasem. kedepan kunjungan ke Karangasem akan menjadi lebih sering. Begitu juga diharapkan dengan yang lainya. sementara itu penandatangana dilakukan dengan diiringi tabuh bale ganjur Garapan Gus Mame atau IB Darma Satya Wibawa dengan tari anomanya dari Kmunitas Budaya Dwi Poma, Duda. (*/Oke)
Komentar