Soal Taruhan Potong Kuping, Kembang Angkat Bicara
Ketua tim sukses Koster-Ace Jembrana, I Made Kembang Hartawan. Foto : Ist
JEMBRANA - Ada-ada saja peristiwa yang terjadi dalam rangka Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang akan berlangsung pada tanggal 27 Juni 2018 nanti. Seperti berita yang telah beredar di masyarakat, disampaikan bahwa Kembang Hartawan mengajak taruhan dengan potong kuping apabila paslon yang dijagokan Kembang kalah dalam kontestasi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali 2018 nanti.
Hal tersebut sontak menuai polemik khususnya dikalangan netizen. Pro dan kontra pun tak dapat dielakkan.
Menyikapi ramainya pembahasan potong kuping tersebut, akhirnya Kembang Hartawan angkat bicara. Kembang menjelaskan bahwa peristiwa itu sesuguhnya tidaklah seperti apa yang telah beredar saat ini.
Kembang yang juga sebagai Ketua Tim Pemenangan Paslon Nomor 1 di Kab. Jembrana ini menjelaskan bahwa saat ada di ruang tunggu beranda depan kantornya, Kembang didatangi oleh Komang Sinatra, saat itu dalam suasana rilex.
"Pak Komang datangi saya dan meminta sejumlah uang kepada saya, katanya jika dikasi uang beliau tidak akan bergerak untuk menggalang dukungan paslon nomor 2 di Jembrana. Saya bilang, saya tidak punya uang, saya cuma punya kuping. Taruhan potong kuping saja jika mau. Kebetulan di ruangan itu ada CCTV jadi bisa dilihat rekamannya biar tidak menjadi berita bohong," jelasnya.
Kembang menambahkan bahwa sebelumnya dia memang mengatakan kepada Komang Sinatra mengenai target perolehan suara paslon nomor urut 1, berangkat dari data dan soliditas para kader, seluruh tim termasuk kader juga yakin bahwa kemenangan Koster-Ace di Jembrana mencapai target.
"Pak Komang walaupun bergerak di Jembrana untuk menggalang dukungan tidak mungkin mendapatkan suara 60 persen. 40 Persen saja sudah hebat" imbuh Kembang.
Terkait ramainya pembahasan oleh netizen tentang pemberitaan masalah potong kuping seperti yang diucapkan oleh Kembang Hartawan, dirinya menyatakan bahwa perbincangannya itu terjadi dalam suasana rilex dan apabila ditanggapi serius, dirinya tidak mempermasalahkan.
"Situasinya rilex dan dalam candaan, mungkin pak Komang nenanggapi serius karena dia tau jika saya ini satu kata satu tindakan dan satu perbuatan. Saya menghargai pak Komang karena teman saya, tetapi karena beliau yang buka duluan ya saya jelaskan kronologisnya," jelas Kembang Hartawan. (*/Cia)
Komentar