Program Go-Tik Badung Raih Penghargaan Bali Otonomi Award 2017
BADUNG - Setelah beberapa tahun Pemerintah Kabupaten Badung meluncurkan program inovasi Go-tik (gojek sampah plastik) kini mulai membuahkan hasil bukan saja memperindah daerah tujuan wisata mengurangi pencemaran lingkungan dari plastik namun juga berhasil menyabet penghargaan Bali Otonomi Award 2017.
Upaya keras jajaran Pemkab Badung dimotori Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup (DKLH) dan mendapat dukungan luas masyarakat, perlahan menuai hasil menggembirakan dengan raihan penghargaan inovasi Go-tik sebagai inovasi yang terunik, terkreatif, dan terinovatif.
Tentunya, penghargaan diberikan The Jawa Post Institute of Pro-Otonomi (JPIP) yang cukup obyektif itu disambut penuh bangga Kepala Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup (DKLH) Kabupaten Baudng Putu Eka Merthawan.
"Kami melihat pelaksanaanya cukup obyektif dan fair, faktanya tidak ada rekayasa atau intimidasi bahkan tidak ada simulasi yang fiktif," tegas Merthawan didampingi Kabag Humas dan Protokol Putu Ngurah Thomas Yuniarta belum lama ini
Penghargaan bergengsi itu, akan semakin memacu jajarannya dan menjadi modal awal yang bagus untuk melangkah ke depan. Pihaknya, berharap kegiatan semacam ini, bisa berkelanjutan karena berkontribusi positif dalam mendorong program inovatif daerah.
Apalagi jika di masa mendatang, Kabupaten Badung bisa menyabet semua kategori penilaian tentu saja memberikan makna luar biasa.
Ditambahkan, saat dilakukan penilaian oleh Tim JPIP, pihaknya sama sekali tidak ada persiapan khusus, sebab semua sudah berjalan mengalir begitu saja. Yang pasti, program Go-tik ini jelas memberikan manfaat bagi masyarakat.
Jajarannya berusaha berkontribusi agar inovasi yang dilakukan, tidak hanya bisa bermanfaat bagi masyarakat bukan hanya menjelang atau saat lomba namun setelah lomba diharapkan bisa lebih ditingkatkan.
"Tak kalah pentingnya, kami berharap apa yang kami inisiasi ini mampu membawa program Go-tik ini bisa memiliki gaung dampak hingga tingkat dunia.
Bagi Merthawan, apa yang diinisasi JPIP ini, akan lebih memacu semangat jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pemerintahan untuk lebih berkarya lebih baik lagi ke depan.
Ia mengungkapkan, konsep penganan sampah yang dilakukan itu, berupa pengeloaan sampah plastik dengan cara door to door, untuk melayani masyarakat dengan memberikan servis menjemput atau mengambil sampah plastik.
Petugas datang ke rumah-rumah kemudian mengambil sampah plastik dan membayar dengan harga Rp 500 setiap satu kilogram sampah plastik.
Kini, semua kecamatan sudah terjangkau program ini, termasuk 320 sekolah di Kabupaten Badung telah dilayani Go-tik. Tak kurang, setiap harinya, tekumpul 60 ton sampah plastik yang kemudian dibawa ke bank sampah untuk diproses lebih lanjut.
Tercatat, program ini, mampu melibatkan 35.000 masyarakat dan mampu mengurangi timbulan sampah plastik reguler hingga 50 ton. Hal ini melampaui 30 ton target yang dipasang pada awal peluncurannya.
Kadis DKLH Badung Putu Eka Merthawan bersama Kabag Humas dan Protokol Putu Ngurah Thomas Yuniarta (kiri) memperlihatakam penghargaan Bali Otonomi Award 2017 yang diberikan JPIP"Ini sudah kami lakukan sejak lima tahun lalu, kami terus sempurnakan dan syukurnya sudah berhasil juga menyabet berbagai penghargaan beberapa kategori hingga tingkat nasional.," tambahnya
Kabar menggembirakan, lewat program inivatif Go-tik ini pula telah dilirik oleh pemerintah pusat sehingga Kabupaten Badung diminta mewakli Indonesia di ajang tingkat internasional.
"Kami masuk kategori terbaik nasional. saat ini akan mewakili Indonesia di ajang UN Award di Maroko pada bulam Juni mendatang," tandasnya.
Pada bagian lain, Merthawan menegaskan, bahwa persealan sampah menjadi perhatian serius Badung mengingat hal itu sangat berkorelasi dengan bagaimana membangun citra dan persepsi yang positif terhadap pariwisata Badung dan Bali umumnya.
"Masalah kebersihan ini sangat penting, sebab Badung sebagai destinasi dunia, sehingga kebersihan harus menjadi perhatian dalam memberikan kenyamanan bagi wisatawan," imbuhnya.
Untuk pengembangan inovasi Gotik di tahun 2018 , pihaknya akan mempertajam kembali capaian pengurangan sampah plastik secara berkelanjutan dan terintegrasi, dengan membuat inovasi terbaru yakni program SDSB (Satu Desa Satu Bumdes Sampah) untuk menggantikan Gotik.
Pihaknya berhadap adanya Bumdes ini Desa di Badung semakin mandiri dalam pengelokaan sampah, sehingga mampu mewujudkan Badung yang bersih hijau dan berbunga serta menjadikan Badung destinasi kelas dunia. (Tim/Cia)
Komentar