Bupati Mas Sumatri Ikuti Prosesi Pemakamam Pengungsi
- 29 November 2017
- 06:05 WITA
- Sosial Budaya
- Bali
foto : oke/istimewa
TABANAN – Bupati Karangasem, Gusti Ayu Mas Sumantri ikuti prosesi pemakaman salah satu pengungsi, Ni Nengah Ririg (65) yang meninggal di Posko Pengungsian Kembang Mertha, Candi Kuning, Tabanan, Bali. Selain wujud belasungkawa, Kedatangannya sekaligus dukungan moral kepada para keluarga yang ditingggalkan.
Begitu tiba di Dusun Kembang Mertha, Candi Kuning, Mas Sumantri langsung disambut warga pengungsi yang telah dua bulan mendiami posko pengungsian di Tabanan ini. Keluarga Al marhumah Ni Nengah Ririg nampak tabah ketika prosesi pemakaman berlangsung. Selasa (28/11).
Sebelum meninggal, Ni Nengah Ririg (65) asal Banjar Telung Buana Desa, Sebudi Kec. Selat Karangasem, diketahui memiliki riwayat komplikasi dan meninggal dunia di RSUD Tabanan, sabtu kemarin.
Penguburan jenazah Ririg dilakukan di Setra Kembang Mertha sesuai kesepakatan keluarga dan pihak desa, lantaran perosesi pemakaman tidak bisa dilakukan di rumah al Marhumah karena situasi Gunung Agung yang saat ini tengah memasuki fase erufsi.
“Karena faktor bencana Gunung Agung, korban yang berasal dari radius KRB yaitu 8 Km, saat ini tidak bisa dipulangkan. Ini juga sudah kita komunikasikan dengan keluarga dan mereka setuju agar beliau dimakamkan di Tabanan,” ujar Bupati Mas Sumantri.
Bupati Mas Sumatri juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Pemkab Tabanan dan jajarannya khususnya warga Kembang Mertha, karena telah membantu masyarakat Karangasem yang terkena musibah dengan sangat luar biasa.
"Inilah semangat dan spiritnya Bali. Hidup ‘menyame braya’ adalah hal yang memang harus dilakukan," tambahnya.
Selain mengikuti seluruh rangkaian penguburan, tak lupa Bupati Mas memberikan semangat kepada keluarga al marhumah agar tetap tabah dan sabar. Semuanya adalah cobaan dan harus dijalani dengan ihlas.
Dalam kesempatan itu, Mas Sumantri sekaligus menghimbau kepada masyarakat agar menjauhi radius 8 sampai 10 kilometer dari Gunung Agung sebab kondisi Gunung Agung saat ini cukup berbahaya untuk didekati.
“Jangan membahayakan diri dengan menonton banjir atau menonton material akibat erupsi Gunung Agung, sebab hal itu sangat berbahaya. Mohon doanya supaya Gunung Agung segera normal kembali," imbuhnya.
Dilain pihak, Bendesa Kembang Merta, Nyoman Sukita menyatakan, Desa Kembang Mertha siap menerima siapa pun pengungsi dari Karangasem dan hal itu sama sekali tidak memberatkan karena sudah merupakan kewajiban untuk saling membantu antara sesama.
"Saya selaku Bendesa Adat Kembang Merta mengucapkan terimakasi kepada Bupati Karangasem, karena sudah bersedia datang dalam prosesi pengubran sekaligus menjenguk warganya di pengungsian. Kami semua turut berdoa semoga bencana ini segera berlalu," ucapnya. (*/Oke/Cia)
Komentar