IWO Bali Bertekad Jaga Netralitas di Tahun Politik
Suasana diskusi publik di Istana Taman Jepun, Denpasar. Kamis (23/11). foto : www.liputanbali.com
DENPASAR – Moment Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018 mendatang, diperediksi akan semangat hangat, seiring semakin dekatnya gelaran demokrasi tersebut. Selain warga, peran media juga dinilai cukup penting dalam menjaga stabilitas di tengah masyarakat. Guna mengawal ajang demokrasi di tahun politik tersebut, IWO Bali sendiri bertekad menjaga netralitas dalam pemberitaan, disamping memunculkan berita yang actual dan berimbang.
Hal tersebut diungkapkan ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Bali, I Nyoman Sutiawan, saat diskusi public yang digelar portal berita www.suaradewata.com bekerjasama dengan IWO Bali di Istana Taman Jepun, Denpasar, Kamis (23/11).
Dalam diskusi berthema “Peran IWO dalam Membangun Optimisme Masyarakat Melalui Pemberitaan dalam Menjaga Stabilitas Nasional di Tahun Politik,” dihadirkan empat narasumber yakni Nyoman Sutiawan (Ketua IWO Bali),I Made Sunarsa, SE (Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Bali), Dr. Luh Riniti Rahayu, M.Si (Ketua LSM Bali Sruti/Eks Komisioner KPU) serta I Made Sunarsa SE (Ketua KPI Bali). Hadir sebagai peserta dalam diskusi tersebut yakni para wartawan yang ada di Bali, Mahasiswa, LSM dan masyarakat umum dengan jumlah peserta sekitar 50 orang.
“Selain upaya menangkal berita hoax, IWO juga bertekad menjaga netralitas dan bisa menjadi rumah peradaban, demi menjaga kedamaian masyarakat di ajang politik tahun depan,” papar Sutiawan.
Dalam makalahnya, Sutiawan juga mengingatkan, bahwa di tahun politik merupakan tahun yang rawan, sebab akan muncul berita berita hoax diengah masyarakat untuk kepentingan tertentu.
Untuk itu, peran IWO ke depan sangat penting dan berharap bisa menjadi garda terdepan dalam menangkal berita Hoax dan tetap pada relnya yakni menjaga independensi dan memberi pencerahan kepada rakyat.
“Pers bukan lagi milik kepentingan tertentu, namun pers saat ini adalah milik rakyat. IWO mengajak semua komponen bangsa harus bergandengan tangan untuk bersama-sama menangkal berita hoax,” tambahnya.
Narasumber lainnya, Agus Astapa menegaskan, sejauh ini belum nampak ada media yang bener-benar netral sebab adanya berbagai kepentingan di antara pemilik media dan pelaku media itu sendiri.
Meski demikian, Agus menegaskan bahwa 10 item yang tidak boleh diungkap ke public oleh para pelaku media khusunya media online, mengacu pada Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, Undang – undang Pers dan undang – undang Informasi dan transaksi elektronik (ITE).
“Jika informasi itu disampaikan ke publik, media akan berurusan dengan hukum. Tapi tetap masing –masing media memiliki agendanya sendiri, tidak pernah ada wartawan yang netral” papar Ketua KI Bali ini.
Dalam kesempatan tersebut, pembicara lainnya., Dr. Riniti Rahayu mengungkapkan pentingnya peran media online sangat penting dalam membentuk karakter masyarakat serta menjaga masyarakat dari “serangan” berita-berita hoax.
Mantan komisioner KPU Bali ini juga berharap IWO mampu mengambil peran dalam ikut mencerdaskan masyarakat serta menjaga ketahanan nasional.
“Dalam 10 tahun kedepan akan terjadi peralihan dari media cetak dan elektronik ke media online untuk itu IWO harus bisa mengawasi dan menjaga netralitas, salah satunya caranya dengan meningkatkan profisional wartawan dengan berbagai pelatihan,” bebernya.
Sementara Made Sunarsa mengatakan sebagai ketua KPI pihaknya siap membantu semua pihak termasuk IWO dalam menjaga netralitas dan stabilitas nasional. Salah satu caranya kata dia dengan membangkitkan nilai-nilai kemapanan dan optimisme bangsa melalui media penyiaran.
“KPI hadir sebagai penyeimbang kontent-kontent negatif yang kini banyak beredar,” ucap Sunarsa.
Diskusi yang berlangsung sekitar 3 jam itu cukup hangat. Pasalnya puluhan peserta aktif bertanya serta memberikan tanggapan. Salah satunya yakni bagaimana IWO mengantisipasi para kandidat yang bertarung dalam pilkada berkampanye terselubung dimedia online.
Ketua panitia, Dewa Wirajaya mengatakan diskusi ini bagian dari proses partisipasi masyarakat terutama media online yang tergabung dalam Ikatan Wartawan Online (IWO) guna tetap menjaga netralitas serta menjaga profesionalisme dengan tetap mempublikasikan informasi-informasi yang bertanggungjawab terlebih akan memasuki tahun 2018 yang merupakan tahun politik.
Pihaknya berharap dari diskusi ini mampu melahirkan suatu kerangka pokok bagaimana menjaga imunitas madi syarakat dalam mendapatkan informasi, serta menguatkan nafas jurnalistik dalam menjaga netralitas dalam berkarya.
“Partisipasi dalam diskusi ini bersifat aktif dan pasif sehingga jika terdapat kritikan ataupun koreksi terhadap materi yang akan di diskusikan merupakan hal yang wajar selama dalam prosedur yang benar dan bersifat membangun,” ujarnyasaat memberikan sambutan.
Diakhir diskusi peserta dan pembicara kemudian melakukan ramah tamah dengan makan dan berphoto bersama. (*/Cia)
Komentar