Perayaan Kuningan, Warga Melukat ke Pantai
- 12 November 2017
- 09:41 WITA
- Sosial Budaya
- Bali
foto : oke
KARANGASEM - Meski berada dalam suasana was was akan kondisi Gunung Agung, Warga yang berada di zona merah radius 6 – 7.5 km tetap merayakan Kuningan. Perayaan digelar lebih sederhana karena sebagian warga baru saja kembali usai mengungsi. Warga pun ramai melukat ke pantai untuk membersihkan diri bersama keluarga.
Menyambut Kuningan, Seperti biasa sejak pagi hari, warga sudah melakukan persembahyangan di Sanggah dan sterusnya sembayang di Pura Khayangan Desa. Usai sembahyang, warga pulang ke rumah kemudian melakukan prosesi natab pujungan dan sesayut.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk syukur atas karunia Sang Hyang Widi Wasa, sekaligus memohon keselamatan atas segala musibah yang sedang dihadapai saaat ini.
Tradisi lain yang umumnya dilakukan warga lereng Gunung Agung ini, yakni tradisi melukat ke pantai dan sumber mata lainnya. Salah satu lokasi yang ramai dikunjungi yakni Pantai Jasri Karangasem. Sabtu kemarin.
Usai melakukan persembahyangan, warga langsung ke pantai untuk mandi, namun ada juga yang mengubur dirinya dengan pasir yang diyakini bisa menyembuhkan penyakit.
“Selain melancaran bareng keluarga, kami sengaja datang secara khusus ke Pantai Jasri untuk melukat,” tutur seorang warga, Ni Wayan Heni Wiraswati yang berasal dari Geriana Kangin, Duda Utara, Selat.
Heni mengaku datang bersama suami dan anaknya yang kebetulan libur sekolah. Tradisi melukat merupakan kebiasaan yang sering dilakukan saat Hari Raya Kuningan yang datang 6 bulan se kali.
Dari pantauan, warga yang datang ke Pantai Jasri nampak lebih ramai dibandingkan Galungan. Sebagian besar warga merupakan remaja dan ibu ibu muda yang sengaja datang secara khusus untuk melukat.
Warga datang mengenakan pakaian adat bali, begitu tiba lansung mandi di pantai dengan mengenakan pakain adat. (Oke/Cia)
Komentar