Gunung Agung Level Siaga, BNPB Maksimalkan Fungsi Pos Pantau
- 20 September 2017
- 17:31 WITA
- Sosial Budaya
- Bali
ist
(Karang Asem) - Meningkatnya status Gunung Agung ke level III (siaga), membuat jajaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersiap diri. Bahkan Kepala BNPB, Willem Rampangilei menyempatkan diri meninjau langsung pos pantau Gunung Agung yang ada di Karang Asem, Bali,
Dalam kunjungannya, Rabu (20/9), Willem mengatakan, BNPB akan terus memberikan pendampingan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam mengambil langkah-langkah antisipasi menghadapi kemungkinan erupsi Gunung Agung. Potensi nasional akan dikoordinir oleh BNPB untuk membantu pemerintah daerah. “Dalam hal ini Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB akan terus mendampingi BPBD dalam menyusun rencana kontinjensi menghadapi erupsi Gunung Agung. Jika suatu saat benar-benar meletus maka rencana kontijensi dijadikan rencana operasi. “tegas Willem.
Selain mengecek situasi di lapangan secara menyeluruh, Willem yang secara bersamaan didampingi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BPBD Bali, Sutopo Purwo Nugroho, juga memaparkan, bawah tujuannya ke lokasi sekaligus mengecek keberadaan ‘early warning system’ sudah berfungsi sesuai standar operasional atau SOP sekaligus memantau perencanaan evakuasi seperti apa dan dimana lokasi evakuasi jika terjadi letusan.
Hal lain yakni komunikasi antar instansi harus dioptimalkan agar masyarakat memperoleh informasi dengan cepat. Bukan hanya iu, posisi letak pos pengamatan Gunung Agung harus sekitar 15 km dari kawah, juga harus diperhatikan sebab harus berada di luar kawasan rawan bencana, agar lebih memudahkan pemantauan Gunung Agung. “Saat erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah tahun 2010, terdapat pos pengamatan Gunung Merapi yang cukup dekat sehingga terpaksa harus dikosongkan karena berbahaya sehingga pengamatan tetap berjalan, untuk itu, kita tidak ingin kejadian serupa terjadi jika Gunung Agung benar-benar erupsi” ungkapnya.
Saat berkunjung, Kepala BNPB Willem mendapat penjelasan mengenai aktifitas terakhir Gunung Agung. Berdasarkan laporan Pos Pantau Gunung Agung (PGA) tercatat pada 19/9 terjadi 427 gempa dan hari ini jam 00.00-06.00 Wib terjadi 94 gempa. “Walaupun kegempaan tidak setajam 2 hari lalu, sempat terjadi sebanyak 480 detik tremor. Dengan gempa dangkal 2 km dan kedalaman magma 5 km, masyarakat harus tetap waspada, " ujar Sutopo Purwo Nugroho lewat realese yang disampaikan kepada awak media.
Menengok sejarah letusan Gunung Agung tahun 1963, terdapat 5 fase diantaranya, gejala pertama yaitu adanya gempa di sekitar kawasan Gunung Agung, dilanjutkan dengan fase kedua yakni tahap pembuka, dimana letusan pembuka td akan membentuk lava lake (danau lava). Tahapan ketiga, Gunung Agung akan melalui fase erupsi pertama dan diperkirakan akan menjangkau 14 km ke utara. Erupsi kedua juga diperkirakan akan terjadi sekitar 10 km ke arah selatan. Fase terakhir yakni tahap letusan susulan yang diperkirakan akan cenderung lama.
Hingga saat ini pemerintah dan Pemda Karang Asem terus melakukan upaya mengantisipasi kemungkinan Gunung Agung meletus. Upaya pendataan di lapangan juga masih terus dilakukan. Untuk itu masyarakat dihimbau tetap agar tenang. (CiA/humas)
Komentar